kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Millennial mampu berhaji dan umrah dengan perencanaan keuangan yang baik


Selasa, 21 Mei 2019 / 22:13 WIB
Millennial mampu berhaji dan umrah dengan perencanaan keuangan yang baik


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Ibadah haji di Tanah Suci merupakan dambaan umat Islam, termasuk generasi millennial, untuk menyempurnakan Rukun Islam. Perjalanan umrah juga semakin banyak dilakukan mengingat waktu tunggu ibadah haji yang sangat lama. Untuk itu, penting untuk merencanakan ibadah haji dan umrah termasuk pembiayaannya dengan baik.

Chief Marketing Officer Narada Asset Management, N. Anie Puspitasari menjelaskan perencanaan keuangan yang baik dimulai dengan mengetahui kemampuan finansial masing- masing dan menentukan tujuan yang akan dicapai.

Untuk beribadah ke Tanah Suci, tidak hanya diperlukan persiapan mental namun juga finansial, terutama persiapan untuk naik haji dimana dalam melakukan pendaftaran haji dan mendapatkan nomor porsi haji dibutuhkan setoran awal Rp 25 juta untuk kemudian menunggu keberangkatan hingga 16-23 tahun.

Lebih lanjut, Anie mengatakan biaya awal ini seringkali tidak direncanakan sehingga hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengelola keuangan untuk menyiapkan biaya ini. Anie menganggap salah satu produk yang memberikan manfaat relatif lebih besar dibandingkan jenis investasi lainnya seperti menabung adalah berinvestasi di Reksadana.

Investasi reksadana dikelola oleh manajer investasi dan bisa dimulai dengan nominal yang sangat terjangkau mulai dari Rp 100.000 dengan tingkat return yang relatif lebih tinggi berkisar antara 10% - 20% untuk reksadana saham.

Saat ini Narada juga ingin memperkenalkan produk reksadana terbaru Narada yang baru saja disetujui oleh OJK yaitu Reksadana Syariah yakni Narada Saham Berkah Syariah dan akan diluncurkan dengan harga perdana NAB Rp 1.000. “Produk ini bisa dijadikan alternatif pilihan bagi millennial yang ingin berangkat haji atau umrah,” kata Anie.

Anie menegaskan semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk berinvestasi dan menikmati hasil investasi yang sama. “Kami berharap edukasi ini bisa membantu para millennial dalam merencanakan investasi untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah dengan pengelolaan keuangan yang tepat,“ ucap Anie Puspitasari.

Manager Angkat Koper, Muhammad Dzulfahmi menerangkan ibadah umroh tidak ada kuota, namun untuk Haji, terdapat kuota yang menyebabkan antrian bagi jamaah yang ingin beribadah. Lama antrian setiap wilayah juga berbeda- beda, mulai 16-23 tahun waktu menunggu untuk ONH Regular dan 6-9 tahun untuk ONH Plus. Perbedaan waktu ini mempengaruhi biaya yang perlu disiapkan untuk melaksanakan ibadah ke tanah suci.

“Biaya yang dibutuhkan untuk umrah dimulai dari harga Rp 23,5 juta, sedangkan untuk perjalanan Haji dimulai dari harga Rp 45 juta yang sudah mengakomodir transportasi, akomodasi, makanan, dan kebutuhan pokok selama beribadah,” kata Muhammad dalam acara Dikskusi Millenial Mampu Berhaji dan Umroh di Jakarta, Selasa (21/5).

Lebih lanjut, Muhammad memaparkan perencanaan ibadah haji dan umrah meliputi waktu, kebutuhan dan biaya. Kapan waktu untuk berhaji/umrah menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan biayanya. Kebutuhan yang diperlukan sebelum berangkat hingga kembali ke Tanah Air juga turut menentukan besaran biaya. Total pembiayaan akan menentukan besaran investasi yang dibutuhkan dalam periode waktu yang sudah ditentukan.

Perbedaan umum yang harus diketahui mengenai haji dan umrah adalah pada waktu dan tempat. Umrah dapat dilaksanakan kapan saja dan hanya di Mekkah. Sedangkan Haji hanya dapat dilaksanakan pada beberapa waktu antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah serta dilaksanakan sampai ke luar kota Mekkah.

Namun, kata Muhammad ada kebutuhan tak terduga yang perlu diperhatikan juga baik dalam persiapan maupun ketika sudah berada di Tanah Suci, seperti kenaikan kurs dollar, pulsa, kelebihan bagasi, belanja berlebih, suntik meningitis, sampai baju yang digunakan untuk menyesuaikan dengan cuaca di Tanah Suci. Komponen biaya yang tidak terlihat ini justru terkadang lebih besar daripada pembiayaan untuk kebutuhan utama ketika ibadah.

Sedangkan untuk ibadah umrah memiliki waktu yang lebih fleksibel tergantung kesiapan dari masing-masing orang. Mengingat waktu tunggu yang sangat lama, maka sebaiknya mulai menyiapkan biaya awal ini dari sekarang agar ketika sampai di waktu keberangkatan, kita masih bisa beribadah dalam keadaan sehat dan mampu mengikuti semua kegiatan ibadah di Tanah Suci.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×