Reporter: Dina Farisah, Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kondisi ekonomi global yang masih buram membuat para manajer investasi (MI) lebih berhati-hati menata strategi reksadana di tahun depan. Agar risiko lebih tersebar, sejumlah MI akan lebih serius menggarap racikan reksadana campuran.
Presiden Direktur PT Schroders Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi mengatakan, penyelesaian krisis di Eropa masih akan memakan waktu. Itu berpengaruh pada tingkat risiko investasi di pasar modal yang kian tinggi.
Selain itu, tensi politik di tanah air akan semakin memanas menjelang pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Oleh karena itu, investor kemungkinan memilih berinvestasi ke reksadana campuran. “Prospek capital market bagus dan orang akan mencari alternatif, yakni di balance fund,” ujar Michael kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Kinerja reksadana campuran racikan Schroder mencetak return cukup baik. Berdasarkan data PT Infovesta Utama, Schroder Dana Kombinasi mampu mencetak return 2,27% di November. Ini lebih tinggi dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang bulan lalu yang minus 1,70%.
Reksadana Henan Putihrai Asset Management Flexi Plus pun mampu mencetak return sebesar 6,95% di November. Sedang, kinerja year-to-date sebesar 11,83%. Pencapaian ini beda tipis dari kinerja IHSG year-to-date sebesar 11,88%. Adapun kinerja reksadana campuran milik PT Sucorinvest Asset Management yaitu Sucorinvest Flexi Fund mencatatkan return 14,66% year-to-date.
Christian Hermawan, Direktur PT Sucorinvest Asset Management melihat, instrumen reksadana campuran dengan risiko moderat cocok untuk investor pemula. "Jika volatilitas pasar tinggi, reksadana campuran bisa jadi pilihan," ujar Christian.
Sementara, Presiden Direktur PT Jisawi Finas, Sunggul Situmorang, menambahkan, tahun depan Jisawi akan
mengembangkan produk reksadana campuran, di samping tetap meluncurkan reksadana saham. Jisawi akan lebih
selektif menentukan underlying asset dalam reksadana campuran di tahun depan. "Kami akan kurangi porsi saham dari 75% menjadi sekitar 55%-60%," ujar dia.
Analis PT Infovesta Utama Praska Putrantyo memprediksi, kinerja reksadana campuran berdasarkan indeks reksadana campuran (IRDCP) sepanjang 2013 diperkirakan berkisar 8%-11%. Sementara, hingga November, kinerja reksadana campuran di indeks ini sebesar 6,94%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News