Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Penguatan rupiah masih berlanjut meski sentimen yang mempengaruhi tidak jauh berbeda dari hari sebelumnya. Baik eksternal dan internal keduanya positif bagi mata uang Garuda.
Di pasar spot, Kamis (31/3) valuasi rupiah terangkat 0,13% ke level Rp 13.239 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Seiring, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah terdongkrak 0,62% di level Rp 13.274 per dollar AS.
Pemaparan David Sumual, Ekonom Bank BCA penguatan ini masih karena imbas dari pernyataan Janet Yellen, Gubernur The Fed yang negatif. Imbasnya memang masih terasa dalam pergerakan USD apalagi data klaim pengangguran mingguan AS diprediksi akan membengkak.
Antisipasi data negatif tersebut menambah beban yang menyeret nilai tukar mata uang Negeri Paman Sam itu. “Selain memang pergerakan harga komoditas juga relatif stabil pasca rally besar sehari sebelumnya,” tutur David.
Pelemahan USD jadi angin segar yang mengangkat mata uang emerging market yang tentunya memperpanjang katalis positif yang membalut rupiah.
Pergerakan bursa saham di Indonesia juga positif menjelang pengumuman resmi pemerintah Indonesia akan pemangkasan harga BBM Jumat (1/4). “Dengan turunnya harga BBM diharapkan akan terjadi penurunan harga kebutuhan pokok lainnya yang akan positif bagi inflasi di bulan depan,” jelas David.
Jelas hal itu mendukung pergerakan rupiah ke depannya. Maka tidak heran laju rupiah masih terjaga. Hanya saja dengan penguatan yang sudah berlangsung beberapa hari, pasar perlu mewaspadai koreksi. "atau paling tidak pergerakan akan semakin terbatas," tambah David.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News