kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski diterpa sentimen negatif, analis merekomendasikan buy saham GGRM


Minggu, 11 Maret 2018 / 18:01 WIB
Meski diterpa sentimen negatif, analis merekomendasikan buy saham GGRM


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dikabarkan akan membangun bandar udara (Bandara) di Kediri. Analis melihat langkah ini akan menggerus return on Equity (RoE) perusahaan.

Produsen rokok GGRM menyatakan, manajemen telah minta izin ke Kementerian Perhubungan untuk membagun Bandara Kediri. GGRM menjadi pemrakarsa tunggal pembangunan bandara sebagai bentuk Corporate Social Responsibility (CSR).

Catatan Kontan.co.id, bandara ini bukan bisnis baru GGRM, melainkan hibah. Meski demikian, pembangunan bandara tentunya butuh biaya yang tidak sedikit.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya menyebut, langkah GGRM membangun bandara bisa menjadi angin negatif di pasar. Pasalnya, bandara menurut Christine tidak berhubungan langsung dengan bisnis GGRM.

"Working capital dia bisa menjadi besar. Orang akan bertanya nanti cashflow dia akan seperti apa, " ujar Christine. Meski demikian, Christine optimistis bahwa sentimen ini tak akan berpengaruh signifikan. Bandara yang didirikan pun menurut Christine akan dicatatkan dalam aset perusahaan.

Penggunaan dana untuk investasi berukuran besar oleh GGRM menurutnya sudah semakin berkurang. Hal ini mengingat pembangunan pabrik GGRM juga telah rampung. "Mereka sudah pengalaman membangun pabrik yang mungkin investasinya lebih besar, sehingga ini mudah-mudahan tak masalah," lanjut Christine.

Sepakat, analis NH Korindo Sekuritas Joni Wintarja bilang, langkah GGRM ini tak akan berpengaruh pada operasional perusahan. "Tidak menghambat cashflow karena untuk membangun itu tidak dikejar apapun. Tapi nanti itu dapat berpengaruh ke return on equity, " ujar Joni.

Menurutnya langkah GGRM membangun bandara bisa menggerus RoE perusahaan. Namun ia belum bisa memprediksikan seberapa besar penurunan RoE nantinya. "Seberapa besar penurunan nantinya tergantung strategi manajemen," ujar Joni.

Di 2017, Joni mencatat bahwa GGRM memiliki RoE sebesar 18,6%. Estimasinya, di 2018 RoE GGRM adalah sebesar 19,3%. Adapun cashflow GGRM saat ini adalah Rp 2 triliun.

Adapun dalam bisnis rokok, Joni mencatat bahwa dalam tiga tahun terakhir ada penurunan volume penjualan batang rokok di Indonesia. Memang laju bisnis industri rokok menurut Joni sedang alami penurunan. Namun, produsen rokok bisa ambil untung dari kenaikan harga dan cukai.

Untuk GGRM, Joni memprediksi pendapatan perusahaan di 2018 adalah sebesar Rp 90,5 triliun dengan laba sebesar Rp 8,4 triliun.

Selain kabar pembangunan bandara, GGRM juga turut diterpa isu somasi. Catatan Kontan.co.id, GGRM dituntut ganti rugi sebesar Rp 178.074.000 sebagai ganti uang yang dihabiskan untuk membeli produk Gudang Garam, dan santunan senilai Rp 500 miliar.

Christine dan Joni sepakat melihat bahwa sentimen ini tak akan berlangsung lama. "Pengaruh somasi tersebut harusnya minim, " ujar Joni.

Pada penutupan perdagangan Jumat (9/3), saham GGRM ditutup turun 2,06% dan bertengger di level Rp 78.300 per saham. Joni merekomendasikan beli saham GGRM dengan target harga di level Rp 86.000 per saham di 2018. Dalam hitungannya, price to earning ratio (PER) GGRM di 2018 adalah 18,3 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×