kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,18   12,88   1.42%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski diterpa konflik internal, saham Grup Sinarmas dinilai masih menarik


Selasa, 14 Juli 2020 / 21:30 WIB
Meski diterpa konflik internal, saham Grup Sinarmas dinilai masih menarik
ILUSTRASI. Pabrik kertas Tjiwi Kimia dari grup Asia Pulp & Paper (APP). Meski diterpa konflik internal, saham Grup Sinarmas dinilai masih menarik. Foto Dok Tjiwi Kimia


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gejolak di internal keluarga Grup Sinarmas sedikit banyak diperkirakan bakal mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan yang ada di bawahnya. Menurut Analis CSA Research Institute Reza Priyambada sebaiknya permasalahan tersebut jangan sampai mengganggu operasional perusahaan.

"Ada baiknya dari pihak keluarga tidak mencampuradukkan masalah bisnis dan kontinuitasnya dengan masalah internal keluarga agar tidak mengganggu jalannya operasional dan persepsi pelaku pasar," terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (14/7).

Baca Juga: Menakar kekuatan bisnis Grup Sinarmas di sektor sawit dan kertas

Adapun terkait kinerja perseroan-perseroan yang dimiliki Grup Sinarmas saat ini dinilai masih mampu berkinerja secara baik. Reza belum dapat memaparkan lebih lanjut terkait prospek masing-masing sektor yang digeluti Sinarmas.

"Karena balik lagi ke strategi manajemen.Jika manajemen berupaya lebih malah bisa semakin baik prospek perusahaan," ungkapnya. Sementara untuk emiten Sinarmas yang menarik untuk diamati ada pada sektor kertas dan properti.

Reza menilai pergerakan saham PT Pabrik Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) serta PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) lumayan aktif. Sedangkan Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan di tengah kondisi saat ini, sektor aneka industri dan properti diprediksi punya kontribusi terbesar bagi Grup Sinarmas.

Sementara itu di sektor industri kertas, Sinarmas memimpin pangsa pasar di Indonesia lewat dua emiten, INKP dan TKIM. Sekadar informasi pendapatan INKP sampai dengan kuartal-I 2020 mencapai US$ 780,47 juta dengan laba bersih US$ 179,31 juta.

Baca Juga: Warisan Eka Tjipta disoal, bagaimana dampaknya ke emiten Grup Sinarmas?

Sedangkan TKIM menorehkan penjualan bersih US$ 267,31 juta serta laba bersih senilai US$ 156,24 juta. Sementara untuk sektor sawit sendiri, PT SMART Tbk (SMAR) masih belum dapat dikatakan pemimpin di sektor tersebut.

"Secara jangka panjang kedua sektor ini masih cukup baik dengan pemakaian plastik yg berkurang digantikan dengan kertas ke depannya masih dapat mendorong pertumbuhan sektor ini," ujar Chris kepada Kontan.co.id, Selasa (14/7).

Adapun untuk sawit, katanya, dengan tertekannya harga komoditas ini sejak beberapa tahun lalu tampaknya mulai terlihat potensi peningkatan harga.

Baca Juga: Investor asing ramai-ramai tambah modal di perbankan Tanah Air

Sektor usaha ini menurut Chris cenderung menarik untuk diperhatikan.

Mengulik laporan keuangan SMAR di tiga bulan pertama tahun ini, pendapatan bersih perseroan mencapai Rp 9,62 triliun. Sayangnya perusahaan masih membukukan kerugian alias rugi bersih sebanyak Rp 1,41 triliun di periode tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×