Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus Corona turut membuat masyarakat cenderung menghindari berpergian, salah satunya ke pusat perbelanjaan (mall). Hal ini bakal berdampak pada kinerja emiten ritel, dimana banyak emiten ritel yang membuka gerai di pusat-pusat perbelanjaan.
Ditambah, Bank Indonesia mengumumkan bahwa Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Januari 2020 sebesar 217,5, menurun dibandingkan IPR pada Desember 2019 sebesar 235,1. Lebih lanjut, penjualan eceran diproyeksi juga akan melemah pada Februari 2020. Hal ini tercermin dari survei pertumbuhan IPR Februari 2020 yang diprakirakan tumbuh -1,9%.
Baca Juga: Tengah diskon, tiga investor pengelola dana publik belanja saham
Meski demikian, masih ada beberapa saham emiten ritel yang menarik untuk dicermati.
Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian mengatakan investor mulai bisa mencermati saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Sebab, emiten distributor perangkat elektronik telekomunikasi ini akan diuntungkan dengan adanya kebijakan International Mobile Equipment Identity (IMEI).
“Namun, masih ada dampak negatif dari sepinya pusat perbelanjaan (mall). Karena gerai ERAA di mall juga banyak,” terang Robert kepada Kontan.co.id, Senin (16/3).
Dalam risetnya bulan lalu, Analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika Putri D menilai aturan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11 Tahun 2019 mengenai pemblokiran ponsel ilegal berdasarkan identifikasi nomor IMEI bakal menguntungkan ERAA.
Baca Juga: Pengelola dana pensiun masih perhitungkan dana yang akan masuk pasar saham
Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI) menyatakan bahwa 20% dari total penjualan ponsel di Indonesia memiliki harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) di kisaran Rp2,5 juta. Dus, implementasi regulasi IMEI akan menguntungkan ERAA dalam hal penjualan ponsel pintar dengan adanya peningkatan ASP.
Putu memproyeksikan tahun ini harga jual rerata ERAA akan ada di kisaran Rp2,1 juta, naik dari ASP pada kuartal tiga 2019 yang hanya Rp1,8 juta. Selain itu, ERAA juga bisa meraup ceruk untung dari beberapa ponsel pintar yang sudah tidak bisa mengakses layanan pesan singkat WhatsApp.
“WhatsApp mewanti-wanti penggunanya untuk memperbarui sistem operasi ponsel atau beralih ke ponsel pintar yang lebih canggih. Opsi terakhir memberikan ERAA peluang untuk memiliki produk ponsel pintar dengan harga terjangkau untuk menyasar kebutuhan segmen low-end,” tulis Putu dalam riset, (17/2).
Selain ERAA, saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) juga menarik. Robert menerka, penjualan ACES pada bulan lalu masih positif. Namun, kemungkinan besar bulan ini penjualan ACES akan menurun akibat penyebaran Covid19.
Baca Juga: Sepuluh dari 18 emiten IPO 2020 masuk daftar efek syariah
ACES juga masih ekspansif tahun ini. Jumat (13/3), ACES meresmikan gerai ke empatnya sepanjang tahun ini yang terletak di Mojokerto, Jawa Timur. Tahun ini, Konstituen Indeks Kompas100 ini berencana membuka 15 gerai baru.
Namun, Robert belum merekomendasikan investor untuk masuk ke saham-saham emiten ritel yang kebanyakan adalah saham second liner. Sebab, selama Covid19 masih merebak, IHSG masih punya peluang untuk tertekan.
“Saat indeks mulai stabil, baru masuk ke saham-saham second liner,” sambung dia.
Baca Juga: IHSG tumbang sepekan, kinerja reksadana pun ikut jeblok
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham ERAA ditutup melemah 6,86% ke level Rp 1.290 dan saham ACES ditutup melemah 6,76% ke level Rp 1.310 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News