kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Merger Bentoel-BAT Tak Mengubah Signifikan Peta Pasar Rokok


Rabu, 21 Oktober 2009 / 06:00 WIB
Merger Bentoel-BAT Tak Mengubah Signifikan Peta Pasar Rokok


Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. British American Tobacco (BAT) berupaya memperkuat posisinya di pasar rokok Indonesia. Caranya, raksasa rokok asal Inggris ini akan menggabungkan dua anak usahanya di Indonesia, PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA), dan PT BAT Indonesia Tbk (BATI).

Bentoel International Investama akan digunakan sebagai nama perusahaan baru hasil merger itu. "Target penyelesaian merger awal tahun depan," kata Presiden Direktur Bentoel, Nicolaas B Tirtadinata kepada KONTAN, kemarin.

Pascamerger, BAT berharap lebih bisa bersaing di pasar rokok tanah air. Kini, paling tidak BAT Group menguasai 8% pangsa pasar rokok di Indonesia.

Sebagai catatan, hingga kuartal pertama 2009, Bentoel menguasai 6% pasar rokok di Indonesia. Produk andalan mereka adalah Bentoel Biru, X Mild, Star Mild, dan Country. Sementara BATI memiliki pangsa pasar 2%. Perusahaan ini antara lain memasarkan rokok merek Dunhill, Lucky Strike dan Pall Mall.

Tapi, merger ini tak mengubah peta penguasaan pasar rokok di Indonesia secara signifikan. Saat ini, RMBA berada di posisi kelima penguasa pasar rokok di Indonesia. Setelah merger, anak usaha BAT ini akan naik satu peringkat ke posisi keempat, menggusur posisi PT Nojorono Tobacco yang menguasai pangsa pasar 6,7%.

Posisi teratas tetap dipegang PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dengan penguasaan pangsa pasar 24,3%. PT Gudang Garam Tbk menempati posisi kedua, dengan penguasaan pasar sebesar 21,1%. Adapun PT Djarum Kudus yang menguasai 19,4% pangsa pasar rokok berada di tempat ketiga.

Nicolaas optimistis, produk rokok putih Bentoel akan lebih bisa bersaing merebut hati konsumen. Sebab, BATI memiliki pengalaman mengelola rokok putih dengan kadar tar yang rendah. Nicolaas juga mengatakan, Bentoel memiliki jalur distribusi yang bagus. "Penggabungan ini otomatis akan menekan biaya distribusi rokok di grup ini," kata Nicolaas.

Analis Danareksa Sekuritas Naya Terambintang berpendapat, perusahaan hasil merger kedua perusahaan itu tidak akan menjadi perusahaan rokok yang sangat besar. Namun, penggabungan itu tetap akan menyinergikan keunggulan Bentoel dalam distribusi produk serta nama besar BAT. "Tapi, memang masih harus dibuktikan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×