Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten ritel gawai PT Erajaya Swasembada Tbk masih mencatatkan pertumbuhan penjualan sepanjang kuartal I 2020. Emiten dengan kode ERAA itu mengantongi penjualan bersih hingga Rp 7,81 triliun, naik 9,69% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 7,12 triliun.
Berdasar laporan keuangannya, Senin (18/5) segmen telepon selular dan tablet masih berkontribusi paling besar terhadap penjualan, mencapai Rp 5,94 triliun atau setara 76,05%. Setelahnya, disusul oleh penjualan voucher hingga Rp 1,06 triliun atau 13,57%.
Sementara itu, penjualan aksesoris dan lain-lain berkontribusi hingga Rp 496,13 miliar. Penjualan komputer dan peralatan elektronik lainnya menyumbang paling mini terhadap total penjualan, sebesar Rp 311,87 miliar.
Baca Juga: Sepanjang kuartal I 2020, laba bersih Erajaya Swasembada (ERAA) melesat 116,78%
Adapun di kuartal I 2020 ini, PT Samsung Electronics Indonesia masih menjadi merek yang berkontribusi paling tinggi terhadap penjualan ERAA, hingga 29,28% atau setara Rp 2,29 triliun.
Setelahnya, disusul oleh Apple South Asia Pte. Ltd., Singapore hingga 17,48% atau setara Rp 1,36 triliun. Untuk PT Xiaomi Technologi Indonesia berkontribusi hingga Rp 981,58 miliar atau setara 12,57%.
Dilihat dari geografisnya, penjualan di wilayah tengah yang meliputi Jabodetabek, Kalimantan, Singapura, dan Malaysia masih berkontribusi paling tinggi, hingga Rp 5,35 triliun dari total penjualan.
Pertumbuhan penjualan yang tercatat sepanjang kuartal I 2020 ikut mengerek laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga Rp 102,70 miliar.
Jumlah ini naik drastis 116,76% secara year on year (YoY) dari sebelumnya Rp 47,38 miliar. Laba yang melejit ini salah satunya didorong oleh pos selisih kurs karena penjabaran keuangan hingga Rp 47,61 miliar, padahal pada kuartal I 2020 tercatat minus Rp 1,37 miliar.
Menilik dari laporan keuangannya, dampak pandemi Covid-19 yang merebak di berbagai negara termasuk Indonesia belum bisa dijelaskan untuk saat ini. Akan tetapi, peningkatan jumlah infeksi Covid-19 yang berkepanjangan diakui bisa berdampak buruk terhadap ERAA serta entitas anaknya.
Baca Juga: Begini rencana bisnis Erajaya Swasembada (ERAA) di tengah wabah corona
" Dampak masa depan juga akan bergantung pada efektivitas kebijakan tanggapan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia," seperti yang tertulis dalam laporan keuangannya.
Sekadar informasi, di kuartal I 2020 ini total aset ERAA naik tipis 1,95% dari akhir tahun 2019 yang sebesar Rp 9,75 triliun menjadi Rp 9,94 triliun.
Sementara total liabilitasnya terkoreksi tipis menjadi Rp 4,76 triliun dari sebelumnya Rp 4,77 triliun. Di sisi lain, ekuitas ERAA bertumbuh menjadi Rp 9,94 triliun, dari sebelumnya Rp 9,75 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News