Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat (6/12). Pemegang saham MBMA menyetujui sejumlah agenda, salah satunya mengenai pelaksanaan aksi private placement.
Corporate Secretary Merdeka Battery Materials, Deny Greviartana Wijaya mengungkapkan RUPSLB memberikan persetujuan atas rencana penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD).
Dana segar yang diperoleh dari private placement ini nantinya akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan membiayai ekspansi bisnis.
Baca Juga: Boy Thohir Makin Tajir, Cermati Prospek Kinerja Emiten Beserta Rekomendasi Sahamnya
Keputusan lain dari RUPSLB adalah menyetujui perubahan penggunaan dana hasil penawaran umum perdana saham. Dana hasil initial public offering (IPO) yang dilakukan pada April 2023 tersebut akan dialokasikan untuk belanja modal (capital expenditure/capex) pembangunan pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL) yang membutuhkan pembiayaan segera.
RUPSLB juga menyetujui perubahan susunan anggota Direksi MBMA. Susunan Anggota Direksi berdasarkan hasil RUPSLB adalah sebagai berikut:
- Presiden Direktur : Teddy Nuryanto Oetomo
- Wakil Presiden Direktur : Jason Laurence Greive
- Direktur : Titien Supeno
- Direktur : Anthony Kartono Tan
Baca Juga: BRMS, AMMN, hingga ADMR, Saham Anak Usaha Emiten Tambang & Energi Ini Bisa Dicermati
“Keputusan-keputusan yang diambil dalam RUPSLB ini merupakan langkah strategis MBMA untuk memperkuat posisi kami dalam rantai nilai mineral strategis dan bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik,” ujar Deny dalam keterangan tertulis yang disiarkan Jumat (6/12).
Proyek-proyek Strategis MBMA
Deny membeberkan, MBMA saat ini berada dalam fase ekspansi untuk mendorong pertumbuhan kinerja. Menurut laporan keuangan kuartalan dan tahun berjalan yang belum diaudit, MBMA mencatat peningkatan pendapatan sebesar 58%menjadi US$ 1,37 miliar hingga akhir kuartal III-2024.
Sebagai bagian dari strategi pertumbuhan, MBMA juga telah mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi 12,5% saham PT Meiming New Energy Material. Saat ini PT Meiming melaksanakan commissioning pabrik HPAL berkapasitas 25.000 ton per tahun, yang berlokasi di Kawasan Industri milik PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Proses commissioning pabrik HPAL PT Meiming saat ini masih memanfaatkan fasilitas FPP (Feed Preparation Plant) yang ada di IMIP. Nantinya, pabrik HPAL akan beralih memanfaatkan fasilitas FPP di tambang nikel milik anak usaha MBMA, PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), setelah selesai dibangun pada pertengahan 2025.
Baca Juga: Tambahan Modal Merdeka Battery (MBMA) Lewat Private Placement
Deny bilang, proyek-proyek strategis MBMA terus menunjukkan progres. Pada kuartal III-2024, proses commissioning pabrik asam sulfat (Acid, Iron, Metals atau AIM) yang dioperasikan oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) terus berjalan.
Commissioning Train 1 telah menghasilkan 77.555 ton asam sulfat, sementara Train 2 telah menjalani commissioning pada bulan September 2024 dan menghasilkan 4.478 ton asam sulfat.
Selain itu, pembangunan pabrik katoda tembaga juga memasuki tahap akhir. Beberapa bagian dan peralatan produksi telah mulai memasuki fase commissioning selama kuartal ini.
Selain itu, hingga akhir kuartal ketiga, pembangunan pabrik HPAL PT ESG New Energy Material (PT ESG) telah mencapai 85%. Commissioning untuk Train A dengan kapasitas 20.000 ton per tahun ditargetkan dapat dimulai pada akhir 2024.
Baca Juga: Bisnis Nikel Masih Punya Daya Tarik, Cek Rekomendasi Saham Berikut
Sementara Train B yang akan menambah kapasitas sebesar 10.000 ton per tahun diperkirakan akan menyusul pada paruh pertama 2025. “Seluruh langkah strategis, termasuk ekspansi proyek-proyek MBMA, dilakukan guna mencapai pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan,” tutup Deny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News