Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akuisisi perusahaan tambang nikel yang dilakukan oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mulai membuahkan hasil. Pundi-pundi MDKA bertambah gemuk berkat penjualan nickel pig iron (NPI).
Sebagai gambaran, emiten produsen mineral logam ini membukukan pendapatan senilai US$ 626,01 juta per akhir September 2022, naik 140% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 261,15 juta. Manajemen menyebut peningkatan pendapatan yang signifikan disebabkan oleh adanya pendapatan tambahan sebesar US$ 255 juta dari penjualan NPI oleh PT Merdeka Battery Materials (MBM).
PT Merdeka Battery Materials menjual 15.386 ton nikel dengan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) sebesar US$ 16.602 per ton. Pendapatan tersebut merupakan penjualan NPI pasca penyelesaian akuisisi Merdeka Battery Materials pada 17 Mei 2022.
Analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan melihat, kontribusi segmen nikel terhadap kinerja MDKA akan terus berkembang ke depan. Proyeksi Andreas, segmen nikel akan menyusun 52% dari total pendapatan di 2022. Andreas mengatakan, MDKA mencatat penjualan NPI pertama pada Mei 2022, lebih cepat dari ekspektasi Sucor Sekuritas, yakni pada paruh kedua 2022.
Baca Juga: Rekomendasi Beli dan Akumulasi Saham GOTO oleh Investor Asing
Andreas menyebut, MDKA memiliki dua proyek yang akan rampung tahun depan, yakni pabrik pengolahan (smelter) Zhao Hui Nickel (ZHN) dan Acid Iron Metal (AIM), yang akan selesai pada Juli 2023. ZHN memiliki kapasitas nameplate sebesar 50.000 ton NPI per tahun
Dengan tambahan kapasitas dari proyek Sulawesi Cahaya Mineral, Acid Iron Metal, dan Zhao Hui Nickel, Andreas berekspektasi pendapatan MDKA akan tumbuh 88% di 2023.
Dari sisi sektoral, Andreas melihat prospek nikel memiliki masa depan yang cerah. China telah meningkatkan produksi nikel sulfat seiring naiknya permintaan dari Jepang.
“Kami memperkirakan harga nikel akan naik lagi, setelah produksi baja stainless China kembali ke tingkat normal,” kata Andreas kepada Kontan.co.id, Senin (19/12).
Sucor Sekuritas memproyeksi harga nikel akan berada di level US$ 25.000 per ton di akhir 2022 dan US$ 23.000 per ton untuk tahun depan.
Untuk emas, Andreas memperkirakan harga emas akan berkisar pada US$ 1,850 per oz di akhir 2022 dan US$ 1.920 per oz di 2023. Sementara harga tembaga diasumsikan menjadi US$ 8.800 per ton di akhir 2022 dan US$ 7.600 per ton untuk 2023.
Andreas mempertahankan rekomendasi buy saham MDKA dengan target harga Rp 6.550. Sementara Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan menjadikan saham MDKA sebagai pilihan utama alias top picks di sektor tambang logam, mengingat MDKA merupakan pemain di industri nikel dan tembaga.
Hasan menyematkan rekomendasi beli saham MDKA dengan target harga Rp 6.500.
Baca Juga: Kinerja Moncer, Simak Rekomendasi Saham ANTM, PTBA, TINS Berikut Ini
Hasan mempertahankan rating overweight di sektor tambang logam. Hasan melihat, melonggarnya kebijakan lockdown di China akan bermuara pada pulihnya volume penjualan emiten tambang logam di kuartal keempat 2022 sebagai dampak dari normalisasi aktivitas di China.
Hasan menaikkan perkiraan harga nikel untuk 2022 sampai 2023 menjadi masing-masing US$ 26.000 per ton dan US$ 21.000 per ton dari sebelumnya US$ 21.000 per ton dan US$ 17.000 per ton. Untuk tembaga, dia memperkirakan harganya akan berada di kisaran level US$ 9.000 per ton pada tahun 2023.
Sedangkan untuk emas, Hasan memperkirakan harga emas tahun depan akan stabil di US$ 1.800 per oz, karena adanya perkiraan permintaan perhiasan dari China yang tetap stagnan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News