Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini industri telekomunikasi dibayang-bayangi maraknya usaha ilegal dari RT RW Net dan rencana masuknya Starlink. Namun dengan jumlah penduduk banyak dan wilayah yang cukup luas, masih memberikan peluang pertumbuhan yang cukup baik emiten sektor telekomunikasi di Indonesia.
Saat ini penetrasi fixed broadband masih 15% sampai 20%. Saat ini pemain fixed broadband masih didominasi pemain besar dengan average revenue per user (ARPU) antara Rp 250.000 hingga Rp 400.000. Richardson Raymond, analis saham PT Trimegah Sekuritas menjelaskan. segmen konsumen A dan B sudah digarap oleh perusahaan besar. Sedangkan segmen konsumen mid low dengan ARPU antara Rp 150.000 hingga Rp 250.000 belum tergarap.
“Beberapa tahun mendatang emiten telekomunikasi besar akan mengarah ke segmen konsumen kelas C dan D yang jumlahnya lebih banyak dan belum tergarap. Namun untuk menggarap segmen pasar tersebut memiliki tantangan. Jika dalam penggelaran jaringannya perusahaan tersebut tidak efisien dan costnya besar, maka mereka tak mungkin dapat masuk ke segmen konsumen terbesar di Indonesia tersebut,” terang Richardson, dalam keterangannya, Rabu (1/5).
Richardson menilai, perusahaan seperti PT Remala Abadi Tbk sudah memiliki kompetensi untuk segmen tersebut. Sebagai internet service provider (ISP), perusahaan yang akan memiliki kode saham DATA merupakan pemain yang sangat berpengalaman menggarap pasar internet di Indonesia.
“Selain menggarap segmen mid low, DATA juga memiliki segmen pasar kelas A dan B. Ini yang membuat kinerja keuangan DATA tumbuh signifikan dari tahun ke tahun. Dengan initial public offering (IPO) yang mereka lakukan, saya optimistis pertumbuhan dua digit mampu dibukukan DATA. Sehingga menurut saya saham DATA masih menarik,” kata Richardson.
Baca Juga: Perusahaan Jasa Internet Remala Abadi (DATA) Bidik IPO Rp 57,2 miliar
DATA melalui brand Tachyon sejak tahun 2010 telah fokus menggarap segmen pangsa pasar korporasi. Hingga saat ini segmen tersebut memegang kontribusi ke DATA sebesar 48,79%. Selain itu DATA juga merangkul beberapa ISP untuk menjadi mitra dalam melakukan penetrasi internet di Indonesia. Saat ini kontribusi segmen pangsa pasar kemitraan dengan ISP memegang setidaknya 32,64%.
Segmen kantor pemerintahan juga menjadi target layanan DATA. Saat ini segmen pasar pemerintahan memberikan kontribusi 9,96% dari pendapatan DATA. Selebihnya perseroan menggarap segmen perumahan dengan produk Net-home yang saat ini sudah memberikan kontribusi sebesar 8,61%.
Pangsa pasar yang baru dan memiliki potensi untuk tumbuh adalah segmen perumahan. Dengan mengusung brand Net-home, DATA dapat memberikan layanan broadband bagi segmen retail dan perumahaan. Saat ini kontribusi segmen retail dan perumahaan bagi perseroan masih 8,61%.
Berdasarkan prospektus IPO DATA menyebutkan pendapatan DATA dari tahun 2020 terus meningkat. Tahun 2020 pendapatan hanya Rp 115,9 miliar. Di tahun berikutnya pendapatan perseroan naik menjadi Rp 155,3 miliar. Tahun 2022 pendapatan perseroan kembali naik menjadi Rp 209,7 miliar.
Berdasarkan prospektus DATA, rasio gross profit margin perseroan untuk periode atau tahun yang berakhir pada 31 Oktober 2023, 31 Desember 2022, 2021, dan 2020 adalah 57,99%, 41,73%, 36,73%, dan 37,96%. “Masih besarnya laba ini menunjukkan kinerja yang cukup baik dan efisiensi perseroan. Saya yakin DATA mampu berkompetisi di pasar fixed broadband di Indonesia,”ujar Richardson.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News