kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Menunggu RBA dan BOJ, bursa Asia memerah


Selasa, 02 Agustus 2016 / 08:50 WIB
Menunggu RBA dan BOJ, bursa Asia memerah


Sumber: CNBC,Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Bursa Asia dibuka di zona merah pada transaksi perdagangan Selasa (2/8). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.03 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,4% menjadi 136,85 setelah ditutup di level tertinggi sejak 17 Agustus kemarin.

Sementara itu, data CNBC menunjukkan, indeks ASX 200 Australia turun 0,26%. Sektor yang memberatkan kinerja ASX di antaranya: sektor energi, bahan baku, dan finansial.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 Stock Average mencatatkan penurunan 1,06%. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,44%.

Sentimen yang mempengaruhi market regional hari ini adalah keputusan mengenai suku bunga Reserve Bank of Australia (RBA) yang dijadwalkan akan diumumkan siang pukul 12.30 waktu Hong Kong. Investor memprediksi, RBA akan menggunting suku bunga acuannya hari ini dari posisi 1,75%.

Kohei Iwahara, analis Natixis Japan Securities mengatakan, lambatnya proses transisi ekonomi Australia dari sektor sumber daya alam dan penguatan dollar Australia, telah menekan tingkat inflasi Negeri Kanguru itu ke level terendah sejak 1998. Pemerintah Australia diramal akan melanjutkan konsolidasi kebijakan fiskal.

"Untuk menyeimbangkan perkembangan negatif ini, RBA diprediksi akan menambah stimulus moneter pada Agustus," jelas Iwahara seperti yang dikutip dari CNBC.

Adapun faktor lain yang mempengaruhi bursa Asia adalah penantian investor atas pengumuman kebijakan paket stimulus Bank of Japan senilai US$ 274 miliar dan anjloknya harga minyak dunia.

"Penurunan harga minyak akan menjadi sentimen negatif market. Selain itu, hari ini akan ada perkembangan terbaru dari pemerintahan Shinzo Abe di Jepang terkait kebijakan stimulus. Hal ini akan menjadi sentimen utama bagi maret," papar James Woods, strategist Rivkin Securities di Sydney kepada Bloomberg.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×