Reporter: Ahmad Febrian, Akmalal Hamdhi | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah fluktuasi bursa efek, harga saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) relatif stagnan, meskipun bursa efek bergerak dengan dengan volatilitas sangat tinggi. Meski demikian, ada potensi tersembunyi dari saham ini yang diprediksi akan melesat pada waktunya.
Sebulan terakhir, saham EXCL yang akan segera merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN), dan PT Smart Telecom (SmartTel) ini bergerak pada rentang Rp 2.220-2.310.
Sebaliknya, IHSG bergerak dengan fluktuasi tajam pada rentang 6.246 hingga 7.325. Bahkan IHSG hingga awal pekan ini telah terkoreksi 11,4% sejak awal tahun. Posisi IHSG kini berada di level terendah dalam tiga tahun terakhir.
Penyebab longsor IHSG didorong penurunan harga saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar besar (big caps). Saham-saham Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) IV anjlok signifikan. Sementara saham-saham emiten telekomunikasi ada yang terkoreksi 13% hingga 40% sejak awal tahun.
Baca Juga: Emiten Telko Berlomba di Lelang Spektrum 1,4 GHz, dari TLKM, ISAT, EXCL Hingga WIFI
Beberapa saham yang mendapat title saham milik konglomerat bisa naik maupun turun belasan hingga puluhan persen dalam sehari. Begitu pula saham yang memiliki aksi korporasi backdoor listing, bisa mencapai level auto reject atas atau ARA.
Analis Trimegah Sekuritas, Sabrina menilai, stagnasi saham EXCL bukan karena fundamental tapi lebih seperti terkunci sementara akibat aksi merger.
"Dengan penentuan harga buy back di Rp 2.350 saat merger, harga EXCL tidak akan bergerak jauh dari level ini. Namun, saat merger selesai, prospek perusahaan dan fundamental yang akan berbicara, ujar dia, dalam keterangannya, Selasa (4/3).
Pada tahun 2024, EXCL berhasil meraih pertumbuhan kinerja yang solid. Prtumbuhan pendapatan 6% menjadi Rp 34,4 triliun. Peningkatan pendapatan tersebut kemudian mendorong pertumbuhan EBITDA mencapai Rp 17,88 triliun, tumbuh 13% YoY, dengan EBITDA margin yang meningkat menjadi 52%.
Laba bersih XL Axiata ikut terdorong mencapai Rp 1,85 triliun, naik 45% year on year (yoy(. Hingga periode akhir 2024 ini, XL Axiata juga berhasil meningkatkan average revenue per user (ARPU) naik menjadi Rp 43.000.
Kenaikan ARPU ini seiring pertumbuhan trafik data yang meningkat 9% yoy, mencapai 10.547 petabytes, yang juga ikut mendorong kenaikan kontribusi pendapatan layanan data dan digital hingga mencapai sebesar 92% dari total pendapatan.
Baca Juga: Fokus Rampungkan Merger Smartfren(FREN), XL Axiata(EXCL) Targetkan Pelanggan94,5 juta
Sabrina menambahkan, faktor lainnya yang membuat EXCL menarik adalah emiten ini membagi dividen dengan imbal hasil atau yield yang menarik.
Pada tahun buku 2023, EXCL membagikan dividen senilai Rp 635,6 miliar atau setara Rp 49 per saham. Sebelumnya pada tahun 2022, dividen EXCL tercatat senilai Rp551,7 miliar atau setara Rp 42 per saham.
Pada 2021, EXCL tercatat membagikan dividen senilai Rp552,1 miliar atau setara Rp 51 per saham. Mundur ke 2020, EXCL menebar dividen senilai Rp 339,5 miliar atau setara Rp 32 per saham, sementara pada 2019 sebesar Rp215,7 miliar atau setara Rp 20 per saham.
Dalam dokumen rencana penggabungan usaha, EXCL berencana membagikan dividen sampai dengan US$ 70 juta atau setara dengan Rp.1,1 triliun Jumlah tersebut akan menjadi yang tertinggi dalam enam tahun terakhir, dan bisa menjadi sinyal positif bagi investor yang mencari kestabilan aliran kas di tengah ketidakpastian pasar.
Dengan harga saham saat ini, yield dividen berpotensi mencapai 3,7%. Selain itu, harga saham EXCL yang terakhir tercatat di Rp 2.270 masih berada di bawah harga merger Rp 2.350, memberikan peluang return yang menarik sekitar 7%.
"Yang perlu diperhatikan apakah akan ada dividen tambahan atau tidak, karena biasa terjadi jelang merger akan ada dividen spesial bagi para pemegang saham," ujarnya.
Baca Juga: Industri Telekomunikasi Terus Bertumbuh, ISAT dan EXCL Siapkan Strategi Baru
Merger dengan FREN diperkirakan akan menciptakan sinergi pra-pajak senilai Rp 4,8 triliun hingga Rp 6,4 triliun per tahun dalam tiga tahun pasca-merger. Efek sinergi ini diharapkan mampu meningkatkan valuasi saham EXCL secara signifikan.
Dalam konsensus Bloomberg, sebanyak 26 dari 31 analis yang membahas saham EXCL memberikan rekomendasi beli. Sisanya, 4 analis menyarankan hold dan satu analis menyematkan rekomendasi jual.
Dengan First Media yang kini terintegrasi ke dalam ekosistem EXCL, emiten ini menawarkan paket konvergensi seluler tetap yang sepenuhnya terkonvergensi. EXCL kini menghadirkan ekosistem hiburan yang komprehensif, yang menampilkan 149 saluran linier dengan konten beragam yang disesuaikan dengan berbagai preferensi pengguna.
Selain itu, merger usaha EXCL dengan PT Smartfren (FREN) dapat meningkatkan investasi strategis di kota-kota besar, optimalisasi saluran dan pengalaman digital yang unggul. Penggabungan usaha ini diharapkan selesai pada semester pertama tahun 2025, namun masih menunggu perkembangan selanjutnya.
Analis MNC Sekuritas, Christian Sitorus dalam riset 13 Feberuari 2025 merekomendasikan buy EXCL. Target harganya Rp 2.850
Selanjutnya: JHT Pegawai Sritex Mulai Cair Besok, Tuntas dalam 8 Hari
Menarik Dibaca: Onesta Edukasi Manfaat Madu Bagi Tubuh Saat Puasa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News