Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli
Tahun ini UOB tengah fokus pada bisnis underwriting. Fokus bisnis ini masih akan berlanjut tahun depan, meskipun diakui Nefo tahun depan bisnis underwriting akan berat.
Sebab, banyaknya kasus dari perusahaan-perusahaan yang IPO mendorong adanya pengetatan aturan terhadap calon perusahaan yang akan melantai di bursa.
Baca Juga: Simak pandangan analis soal prospek saham KEJU dan PSGO yang akan IPO pekan depan
" Kami sudah antisipasi untuk perubahan aturan dan kita selalu jaga untuk tidak menjadi kasus di pasar modal," jelasnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (22/11).
Sejalan dengan Rusli, Direktur Utama Kresna Sekuritas Octavianus Budiyanto berpendapat tahun depan masih menjadi tahun yang menantang untuk underwriting.
"Ekonomi global masih belum stabil dan belum ada katalis dari dalam negeri," katanya ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (24/11).
Baca Juga: Resmi melantai di bursa, saham Dana Brata Luhur (TEBE) melesat 49,77%
Walaupun berat, Okky optimistis paling tidak nilai IPO yang akan dicatatkan kurang lebih sama dengan tahun ini. Sebab, masih ada perusahaan-perusahaan bagus yang layak IPO.
Asal tahu saja, Kresna Sekuritas hingga akhir tahun ini sudah tidak ada lagi perusahaan IPO. Sejauh ini, Kresna Sekuritas sudah menggiring empat perusahaan, salah satu di antaranya adalah PT Digital Mediatama Maxima Tbk. (DMMX) dengan nilai Rp 619,23 miliar. triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News