Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) masih memiliki potensi besar untuk terus tumbuh dan memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia.
Hal itu tercermin dari perkembangan transaksi PBK hingga saat ini. Sepanjang paruh pertama 2024, transaksi PBK sudah mencapai Rp 14.594 triliun. Adapun pada tahun 2023, transaksinya mencapai Rp 25.680 triliun
Kasan, Kepala Bappebti mengatakan industri PBK bisa berperan penting dalam membentuk harga referensi komoditas strategis Indonesia, menjadi alternatif sarana investasi, sarana pengelolaan risiko serta lindung nilai (hedging) bagi pelaku usaha.
“Perdagangan Berjangka yang likuid akan meningkatkan efisiensi pasar dan melalui transaksi di Bursa Berjangka akan tersedia informasi pasar yang transparan, adil dan terkini (real time),” kata dia salam keterangan resminya, Rabu (4/9).
Untuk méndorong pertumbuhan industri PBK, Agrodana Futures bersama dengan Bappebti dan ICDX menyelenggarakan talk show Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) di Universitas Surabaya (UBAYA) berbarengan dengan Bulan Literasi Perdagangan Berjangka.
Baca Juga: Harga Komoditas Bergairah, Kinerja Emiten CPO Kian Cerah
Laurentius Gunawan Direktur Utama Agrodana Futures mengatakan, talk show tersebut merupakan tahun kedua digelar Agrodana bersama Universitas Surabaya (UBAYA), Bappebti dan ICDX.
Kegiatan tersebut bertujuan memberikan kegiatan literasi kepada para mahasiswa. Ia bilang, perkembangan produk PBK yang semakin inovatif dan dengan modal yang semakin terjangkau akan membuka peluang bagi mahasiswa untuk masuk dan menarik manfaat dari industri PBK.
Menurutnya, jika para mahasiswa bisa memahami dengan baik industri PBK, maka mereka akan menjadi pelaku pasar di masa depan untuk membantu pelaku usaha dalam mengelola risiko melalui hedging maupun mencari keuntungan dari transaksi jual beli.
Ia bilang, Agrodana yang saat ini berusia 24 tahun selalu berusaha untuk terus memberikan yang terbaik kepada seluruh nasabah di antaranya transparansi transaksi yang bisa dicek melalui akun e-Citra di Indonesia Clearing House (ICH). “Rata-rata waktu penarikan dana yang kurang dari 30 menit sudah masuk ke rekening bank nasabah,” ujarnya.
Sementara itu, Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama ICDX mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan industri perdagangan berjangka komoditi. Tantangannya, bagaimana semua pemangku kepentingan secara bersama melakukan kolaborasi untuk literasi dan edukasi berkelanjutan.
Ia menyakini pemahaman yang baik dari masyarakat akan menjadi faktor penting tumbuhnya industri PBK.
Baca Juga: Hilirisasi Rumput Laut, KKP Bangun Modeling Budidaya Rumput Laut 50 Ha di NTT
“Gen Z dan Milenial perlu memahami berbagai mekanisme transaksi di PBK agar bisa tahu bagaimana trading dan investasi yang benar di PBK, dan terhindar dari berbagai modus penipuan yang menggunakan kemajuan teknologi, terutama di media sosial.” tutur Fajar.
ICDX baru-baru ini telah meluncurkan produk Gold Nano yang memungkinkan investor mulai bertransaksi dengan modal Rp 200 ribu.
Danny Agus Setianto, Pemeriksa PBK Ahli Madya, Bappebti menekankan bahwa pihaknya terus mengingatkan agar masyarakat selalu menerapkan prinsip 7P. Diantaranya harus dipastikan legalitas perusahaan, lalu pastikan sudah paham produk dan mekanisme transaksinya, dan pantang percaya atas janji-janji keuntungan yang bersifat
“Masyarakat perlu ingat bahwa investasi harus memenuhi syarat legal dan logis jika kedua hal ini tidak dipenuhi, dapat dipastikan ini investasi bodong dan perlu dihindari.” tandasnya.
Selanjutnya: Pengguna Media Sosial Bluesky Melonjak Pasca X Dilarang Beroperasi di Brasil
Menarik Dibaca: Promo McD 1-15 September 2024, Menu Hemat 2 Ayam dan Fries Cuma Rp 36.364
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
