kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Menjajal Kembali Level 7.000, Begini Arah IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan Analis


Kamis, 07 September 2023 / 07:10 WIB
Menjajal Kembali Level 7.000, Begini Arah IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan Analis
ILUSTRASI. IHSG: Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menjajal level psikologis 7.000. IHSG menembus area 7.006,06 pada sesi pertama, meski di akhir perdagangan Rabu (6/9) masih tertahan di level 6.995,95.

IHSG menutup pasar dengan kenaikan tipis 0,06%. Pada perdagangan kemarin IHSG sempat mencapai titik tertinggi di level 7.020,96. Tercatat ada 240 saham yang mengalami kenaikan, 278 saham menurun, dan 241 saham stagnan.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata melihat posisi IHSG masih belum mantap bertengger di level 7.000. Liza menyoroti sejumlah sentimen eksternal dan domestik yang memengaruhi pergerakan pasar.

Baca Juga: Wall Street Kembali Ditutup Turun Rabu (6/9), Dipicu Kekhawatiran Suku Bunga

Pertama, bursa saham di Amerika Serikat (AS) melanjutkan swing bullish. Rilis data ketenagakerjaan yang melemah mendorong ekspektasi bank sentral AS punya cukup alasan untuk menahan suku bunga tetap di level 5.25% - 5.50% pada FOMC meeting bulan September ini.

Selain itu, yield US Treasury perlahan melemah akibat ekspektasi tersebut. "Sesuai teori, ketika tren naik suku bunga mulai mencapai akhirnya, ekonomi AS menunjukkan soft landing seperti diinginkan The Fed maka equity market akan bisa mulai picking up," kata Liza kepada Kontan.co.id, Rabu (6/9).

Kedua, dalam beberapa waktu terakhir sektor energi melonjak, terdorong kenaikan harga minyak mentah yang tampak sedang bullish menuju level US$ 100 per barel. Estimasi itu juga didorong oleh langkah OPEC+ yang melanjutkan periode pemotongan produksi sampai akhir tahun.

Liza mengatakan, karakter capital market Indonesia sarat komoditas (commodity-driven) dapat diuntungkan oleh perkembangan sektor komoditas energi. "Berpotensi mengerek saham-saham emiten minyak dan batubara, serta IHSG secara umum," imbuh Liza.

Ketiga, secara teknikal tren sideways IHSG masih bisa berlanjut, selama penutupan belum mantap di posisi 7.000. Liza melihat kemungkinan IHSG masih harus menguji support di sekitar 6.930 - 6.900.

Baca Juga: IHSG Tak Kunjung Tembus 7.000, Nikmati Dulu Rekomendasi Saham Hari Ini

"Kami menyarankan untuk menahan penambahan portofolio terlalu banyak sebelum break out terjadi," ujar Liza.

Terdorong Saham Big Cap 

Research Analyst Erdikha Elit Sekuritas Ika Baby Fransiska menambahkan, jika masih bergerak di atas level support 6.980, maka IHSG berpeluang menembus level 7.000 pada bulan ini.

Apabila berhasil, dalam jangka pendek hingga menengah IHSG menguji level resistance berikutnya di area  7.058, 7.100, dan 7.160.

Dengan skenario tersebut, terbuka peluang IHSG melaju ke level 7.200. "Momentumnya masih ditopang saham-saham komoditas minyak dan batubara, sentimen pemangkasan produksi minyak hingga akhir tahun," kata Ika.

Berkaca dari perdagangan kemarin, saham yang mengalami downtrend lebih banyak daripada saham yang uptrend. Sehingga Ika memandang laju IHSG terdorong oleh saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big cap), yang mayoritas kinerjanya masih terbilang apik di semester I-2023.

"Hal ini masih direspons oleh pelaku pasar, dan mengindikasikan kinerjanya tetap berlanjut di akhir tahun 2023. Diharapkan tentunya menopang kenaikan IHSG," imbuh Ika.

Baca Juga: IHSG Rawan Terkoreksi, Cermati Saham Rekomendasi Analis pada Kamis (7/9)

Pengamat Pasar Modal & Founder WH Project William Hartanto punya pandangan serupa. Ada pergeseran penggerak IHSG pada akhir bulan Agustus hingga awal September ini, dibandingkan awal semester II.

Bergeser dari sebelumnya dominan ditopang saham-saham lapis kedua dan ketiga, menjadi kembali ke saham big cap.

Dus, laju IHSG bisa lebih solid saat terdorong oleh saham big cap dengan bobot yang jumbo. Sejumlah saham big cap juga sudah terlihat mengakhiri fase sideways, seperti pada PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT United Tractors Tbk (UNTR). Begitu juga  sejumlah saham perbankan besar.

William menilai penguatan IHSG saat ini masih dominan sebagai technical rebound, menguji resistance di area 7.000. Jika belum lulus uji, maka kenaikan masih berpeluang hanya jangka pendek.

"Karena setiap penguatan IHSG nilai transaksi harian tidak mendukung, sehingga masih rawan koreksi," terang William.

Baca Juga: Asing Banyak Melepas Saham-Saham Ini di Tengah Kenaikan IHSG Kemarin

Sentimen Tahun Politik

Chartered Financial Analyst Head of Research & Fund Manager Syailendra Capital Rizki Jauhari mengamini ada potensi penguatan IHSG bersifat sementara.

Terlebih mempertimbangkan likuiditas pasar modal yang belum menanjak, sehingga membawa pergerakan IHSG masih terkonsolidasi.

Laju IHSG bisa terlecut ketika pelaku pasar telah mencermati rencana bisnis emiten untuk tahun depan dan ada perbaikan likuditas di pasar modal.

"Memasuki kuartal IV-2023 saat likuiditas meningkat dengan adanya musim Pemilu, hal ini mungkin IHSG menguat di atas level 7.000," ungkap Rizki.

Liza turut mengamati terkait sentimen Pemilu dan Pilpres. Sejauh ini, aliran dana investor asing terbilang belum begitu deras mengucur ke pasar modal Indonesia.

Baca Juga: Kinerja Saham Gudang Garam (GGRM) Diproyeksi Positif, Cermati Rekomendasi Analis

Secara historis, Liza memperkirakan capital/foreign inflow akan lebih deras mengalir pada tiga bulan sebelum Pilpres di 14 Februari 2024.

Pelaku pasar akan mencermati calon presiden & wakil presiden beserta peta politik yang sudah jelas, ditambah dengan publikasi program kerja masing-masing pasangan.

Dengan begitu, IHSG punya peluang menutup tahun ini pada level 7.100, bahkan masih berpotensi melaju ke level 7.300 - 7.400.

Rekomendasi Saham

Liza memprediksi sentimen musim kampanye akan menggerakkan sektor barang konsumsi (consumer) dan telekomunikasi. Begitu juga sektor konstruksi, infrastruktur dan transportasi yang berkaitan dengan penyelesaian proyek pembangunan menjelang akhir periode Presiden Joko Widodo.

Sedangkan William masih menjagokan empat saham bank big caps yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Sementara itu, Ika menyematkan hold untuk saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dengan target harga di Rp 1.550 dan stoploss di Rp 1.200.

Baca Juga: XL Axiata (EXCL) Punya Prospek Positif di Semester II-2023, Ini Rekomendasi Analis

Selanjutnya, trading buy saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Target harga NCKL ada di level Rp 1.175 dan stoploss pada Rp 915. BRMS bisa dikoleksi dengan target harga Rp 250 dan stoploss Rp 189. Kemudian Rp 3.190 sebagai target harga PTBA dan stoploss pada level harga Rp 2.770 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×