Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
Bergeser dari sebelumnya dominan ditopang saham-saham lapis kedua dan ketiga, menjadi kembali ke saham big cap.
Dus, laju IHSG bisa lebih solid saat terdorong oleh saham big cap dengan bobot yang jumbo. Sejumlah saham big cap juga sudah terlihat mengakhiri fase sideways, seperti pada PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT United Tractors Tbk (UNTR). Begitu juga sejumlah saham perbankan besar.
William menilai penguatan IHSG saat ini masih dominan sebagai technical rebound, menguji resistance di area 7.000. Jika belum lulus uji, maka kenaikan masih berpeluang hanya jangka pendek.
"Karena setiap penguatan IHSG nilai transaksi harian tidak mendukung, sehingga masih rawan koreksi," terang William.
Baca Juga: Asing Banyak Melepas Saham-Saham Ini di Tengah Kenaikan IHSG Kemarin
Sentimen Tahun Politik
Chartered Financial Analyst Head of Research & Fund Manager Syailendra Capital Rizki Jauhari mengamini ada potensi penguatan IHSG bersifat sementara.
Terlebih mempertimbangkan likuiditas pasar modal yang belum menanjak, sehingga membawa pergerakan IHSG masih terkonsolidasi.
Laju IHSG bisa terlecut ketika pelaku pasar telah mencermati rencana bisnis emiten untuk tahun depan dan ada perbaikan likuditas di pasar modal.
"Memasuki kuartal IV-2023 saat likuiditas meningkat dengan adanya musim Pemilu, hal ini mungkin IHSG menguat di atas level 7.000," ungkap Rizki.
Liza turut mengamati terkait sentimen Pemilu dan Pilpres. Sejauh ini, aliran dana investor asing terbilang belum begitu deras mengucur ke pasar modal Indonesia.
Baca Juga: Kinerja Saham Gudang Garam (GGRM) Diproyeksi Positif, Cermati Rekomendasi Analis
Secara historis, Liza memperkirakan capital/foreign inflow akan lebih deras mengalir pada tiga bulan sebelum Pilpres di 14 Februari 2024.
Pelaku pasar akan mencermati calon presiden & wakil presiden beserta peta politik yang sudah jelas, ditambah dengan publikasi program kerja masing-masing pasangan.
Dengan begitu, IHSG punya peluang menutup tahun ini pada level 7.100, bahkan masih berpotensi melaju ke level 7.300 - 7.400.
Rekomendasi Saham
Liza memprediksi sentimen musim kampanye akan menggerakkan sektor barang konsumsi (consumer) dan telekomunikasi. Begitu juga sektor konstruksi, infrastruktur dan transportasi yang berkaitan dengan penyelesaian proyek pembangunan menjelang akhir periode Presiden Joko Widodo.
Sedangkan William masih menjagokan empat saham bank big caps yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Sementara itu, Ika menyematkan hold untuk saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dengan target harga di Rp 1.550 dan stoploss di Rp 1.200.
Baca Juga: XL Axiata (EXCL) Punya Prospek Positif di Semester II-2023, Ini Rekomendasi Analis
Selanjutnya, trading buy saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Target harga NCKL ada di level Rp 1.175 dan stoploss pada Rp 915. BRMS bisa dikoleksi dengan target harga Rp 250 dan stoploss Rp 189. Kemudian Rp 3.190 sebagai target harga PTBA dan stoploss pada level harga Rp 2.770 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News