kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menjadi pemberat IHSG di bulan Mei 2021, saham-saham ini masih menarik dicermati


Selasa, 01 Juni 2021 / 17:15 WIB
Menjadi pemberat IHSG di bulan Mei 2021, saham-saham ini masih menarik dicermati
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/5/2021). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih betah berada di bawah level 6.000 sepanjang bulan Mei 2021. Pada penutupan perdagangan Kamis (31/5), IHSG bertengger di level 5.947,46. 

Adapun IHSG di bulan Mei 2021 lebih rendah 0,80% dibandingkan penutupan perdagangan bulan April 2021 yang berada pada level 5.995,616.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, beberapa saham blue chips mengalami penurunan harga hingga menjadi pemberat (laggard) pergerakan IHSG. Adapun saham-saham laggard sepanjang bulan Mei 2021 adalah TPIA, BRIS, ASII, BRPT, BMRI, POLL, SMMA, ICBP, dan HMSP. 

Baca Juga: Ada rilis data tingkat inflasi, IHSG diperkirakan melanjutkan penguatan Rabu (2/6)

Asal tahu saja, saham-saham yang menjadi penopang atau leader di bulan Mei 2021 justru didominasi oleh saham non-blue chips. Beberapa saham yang dimaksud adalah ARTO, BBRI, TLKM, SAMF, EMTK, DCII, UNTR, DMMX, TCPI, dan IBST. 

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengungkapkan, saham-saham blue chips menjadi pemberat IHSG karena rebalancing indeks dan perpindahan arus dana terhadap saham-saham non-blue chips. Misalnya, aliran arus dana terhadap saham-saham perbankan kecil karena sentimen bank digital. 

Walau tergolong sebagai saham laggard, William melihat ASII dan BMRI masih layak direkomendasikan. ASII terdorong sentimen PPnBM, sementara BMRI secara hsitoris memiliki proses pemulihan yang cepat. Saham perbankan lain yang menarik menurut William adalah BBRI. 

Terhadap tiga saham tersebut, ia menyarankan buy dengan target harga Rp 5.500- Rp 5.825 per saham untuk ASII, Rp 6.700 per saham untuk BMRI, dan Rp 4.500 per saham untuk BBRI. 

Sementara untuk saham-saham yang sudah menjadi leader sepanjang bulan Mei 2021, William memperkirakan pergerakannya masih mampu menguat walau terbatas. "Karena risiko profit taking," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (31/5). 

Baca Juga: Supply-demand diprediksi terganggu akibat lockdown, begini prospek saham komoditas

Ia mencontohkan saham ARTO yang sepanjang bulan Mei 2021 sudah meningkat 19,7% dan berkontribusi mengerek IHSG paling signifikan hingga 23,4 poin. Penguatan drastis itu menjadikan ARTO saham yang paling rawan mengalami profit taking

Sementara secara teknikal, saham-saham leader yang masih disarankan buy karena risiko profit taking minim adalah TLKM dengan target harga Rp 3.640 per saham, DMMX dengan target harga Rp 1.300- Rp 1.500 per saham, dan EMTK dengan target harga Rp 2.500 -Rp 2.800 per saham. 

 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×