Reporter: Harry Febrian | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Penjualan alat berat PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) diyakini tetap naik pada tahun ini. Sebab, pertumbuhan bisnis pertambangan, perkebunan, dan konstruksi di 2012 akan lebih baik daripada tahun lalu.
Analis Valbury Asia Securities Budi Rustanto menilai, prospek HEXA masih positif. "Industri alat berat tahun ini masih cukup baik dan pertumbuhannya bisa melebihi tahun lalu, yakni naik 10% hingga 15%," ucap Budi.
Apabila prediksi ini tepat, HEXA mungkin masih bisa mempertahankan pertumbuhan penjualannya. Mengacu ke tahun fiskal Jepang, volume penjualan HEXA di kuartal II-2011, Juli-September, mencapai 756 unit atau naik 48% dari penjualan di kuartal pertama sebanyak 511 unit.
Dengan kata lain, selama semester pertama tahun lalu, yakni April hingga September, pertumbuhan volume penjualan HEXA naik 12,3% year on year menjadi 1.267 unit. Alhasil, pendapatan bersih di periode itu terdongkrak 21,7% menjadi US$ 296,63 juta, dari sebelumnya US$ 243,64 juta.
Riset OSK Nusadana Securities Indonesia menyebutkan, manajemen HEXA telah merevisi target pendapatan hingga Maret 2012 menjadi US$ 695 juta dari semula US$ 644 juta. Distributor alat berat yang mengusung merek Hitachi ini juga mengerek target volume penjualan hingga Maret 2012 menjadi 3.566 unit, dari sebelumnya 3.166 unit.
Arief Budiman, Analis OSK Nusadana Securities Indonesia, pun menaikkan target volume penjualan alat berat HEXA hingga Maret 2012 menjadi 3.300 unit dari estimasi sebelumnya 2.954 unit. "Kami merevisi pendapatan HEXA hingga Maret 2012 menjadi US$ 711 juta dari sebelumnya US$ 650 juta," ujar Arief dalam risetnya.
Budi menambahkan, pertumbuhan HEXA akan ditopang empat sektor bisnis pengguna alat berat, yaitu pertambangan, kehutanan, konstruksi, dan perkebunan. "Permintaan terus naik. Di sektor pertambangan, misalnya, meski harga komoditas kemungkinan turun, tapi relatif tetap baik. Di perkebunan, perusahaan banyak menggelar ekspansi," ujar dia.
Faktor yen Jepang
Pertumbuhan di sektor infrastruktur juga diprediksi semakin menanjak dengan berlakunya Undang-Undang Pengadaan Lahan. Dus, kenaikan permintaan alat berat akan mengikuti. "Jangan lupa juga, di sektor kehutanan, alat-alat berat HEXA merajai," imbuh Budi.
Apalagi, faktor penghambat penjualan alat berat, seperti bencana gempa dan tsunami di Jepang, kini sudah lewat.
Analis Corfina Capital Deni Hamzah menilai, momentum kenaikan penjualan HEXA masih akan berlanjut. Adapun, hal yang perlu diperhatikan adalah pengaruh mata uang yen Jepang dan dolar Amerika Serikat. Pasalnya, produk yang dijual HEXA masih merupakan barang impor.
Jika yen menguat, otomatis margin keuntungannya semakin kecil. Arief pun menurunkan target margin pendapatan kotor HEXA menjadi 22,2% dari semula 23,2%.
Arief dan Budi merekomendasikan beli saham HEXA dengan target masing-masing Rp 10.900 dan Rp 9.600 per saham. Adapun, Deni menyarankan speculative buy dengan target Rp 9.700 per saham.
Harga saham HEXA kemarin menguat 4,47% menjadi Rp 9.350 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News