Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
Sementara CEO Triv Gabriel Rey mengungkapkan, pada tahun ini, secara outlook, industri kripto dihadapkan pada dua sentimen yang bisa jadi katalis negatif. Pertama, pelaksanaan tapering dan kenaikan suku bunga acuan AS karena akan menentukan likuiditas global. Kedua, kebijakan Amerika Serikat soal stable coin yang rencananya akan memperketat aturannya.
“Tether saat ini kan tidak transparan, jadi ketika aturan itu diperketat bisa membahayakan Tether. Masalahnya, karena mayoritas likuiditas di industri kripto itu menggunakan Tether, pengetatan aturan tersebut bisa jadi ancaman,” kata Gabriel kepada Kontan.co.id, Jumat (7/1).
Dari beberapa aset kripto di atas, Gabriel menjagokan BNB sebagai salah satu yang prospektif di tahun ini. Alasannya adalah BNB punya nilai use and case yang cukup solid. Ia menjelaskan, transaksi aset kripto sangat membutuhkan keberadaan exchange dan ekosistemnya. Dalam hal ini, Binance sebagai salah satu exchange terbesar di dunia banyak digunakan oleh para investor kripto untuk transaksi.
Dalam setiap transaksi tersebut, BNB digunakan sebagai alat pembayaran. Terlebih lagi, melalui jaringan BSC, Binance bisa memberikan solusi atas fee yang mahal pada jaringan Ethereum. Alhasil, BNB dengan berbagai kegunaannya, menjadikannya sebagai alt coin yang paling menarik dan prospektif, setidaknya menurut Gabriel.
“Ada pepatah, ketika ada fenomena menambang emas, yang paling diuntungkan adalah yang jual alat tambangnya. Nah, BNB kurang lebih serupa dengan pepatah tersebut, alhasil kinerjanya ke depan masih akan tetap oke,” imbuh Gabriel.
Baca Juga: Indodax Optimistis Membernya Bisa Tumbuh 35% Menjadi 6,5 Juta pada 2022
Namun, di luar BNB, Gabriel menyebut Bitcoin masih tetap jadi aset kripto yang paling menarik. Dengan fundamental yang solid, jadi pilihan para investor institusional, serta sebagai mother of asset kripto, Bitcoin tetap layak jadi pilihan.
Sementara Christopher menjagokan Bitcoin dan Ethereum sebagai aset kripto yang prospektif di tahun 2022. Keduanya dipilih karena mempunyai likuiditas yang lebih besar dan juga dari sisi ekosistemnya sudah jauh lebih matang ketimbang kripto lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News