kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.607.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.317   10,00   0,06%
  • IDX 7.233   -24,48   -0,34%
  • KOMPAS100 1.065   -7,05   -0,66%
  • LQ45 844   -2,59   -0,31%
  • ISSI 214   -1,99   -0,92%
  • IDX30 434   -1,19   -0,27%
  • IDXHIDIV20 518   -2,00   -0,38%
  • IDX80 122   -0,92   -0,75%
  • IDXV30 124   -0,31   -0,25%
  • IDXQ30 142   -0,53   -0,37%

Menilik Sektor Saham Pilihan di Tahun Ular Kayu 2025


Kamis, 23 Januari 2025 / 22:37 WIB
Menilik Sektor Saham Pilihan di Tahun Ular Kayu 2025
ILUSTRASI. Memasuki Tahun Ular Kayu 2025, sejumlah sektor saham patut dicermati lantaran memiliki prospek yang lebih menguntungkan.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki Tahun Ular Kayu 2025, sejumlah sektor saham patut dicermati lantaran memiliki prospek yang lebih menguntungkan.

CLSA menyebutkan bahwa sektor industri yang berelemen kayu dan air bakal prospektif di tahun 2025. Dalam riset terbaru CLSA Feng Shui Index 2025, CLSA menyebutkan bahwa industri berelemen kayu, api, dan air akan jadi sektor unggulan di tahun ini. 

Dari elemen kayu, sektor yang patut dicermati salah satunya adalah sektor konsumer. 

“Cermati industri yang justru berskala kecil, seperti baju,” ujar CLSA dalam riset, Kamis (16/1) lalu.

Baca Juga: Wall Street Melemah di Awal Perdagangan Kamis (23/1) Setelah Lonjakan Hari Sebelumnya

Industri berelemen air dianggap prospektif lantaran air memiliki hubungan yang kuat dengan kayu. 

“Sektor perdagangan dan logistik bisa dicermati. Selain itu, industri film juga patut dicermati,” ungkapnya.

Untuk industri berelemen api, akan mengalami penguatan di semester II. Menurut CLSA, tahun 2025 merupakan tahun bagus untuk industri minyak dan gas bumi.

Selain itu, industri berelemen tanah dinilai juga bisa prospektif di tahun ini, meskipun peluangnya tidak setinggi dua elemen di atas.

Industri berelemen tanah punya ruang pertumbuhan yang cukup signifikan di tahun ini, meskipun cakupannya tak terlalu luas.

“Sektor yang bisa dilirik adalah infrastruktur dan distribusi gas,” paparnya.

Baca Juga: Rekomendasi Analis untuk 5 Saham Blue Chip Baru di LQ45 dan IDX30

Sebaliknya, industri berelemen logam dianggap kurang prospektif di tahun Ular Kayu. Sehingga, sektor komoditas logam dan otomotif memiliki ruang yang sempit untuk bertumbuh di tahun ini.

Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe melihat, emiten dengan memiliki prospek tinggi di tahun 2025 adalah emiten minyak dan gas bumi yang berelemen api. Hal itu lantaran didorong sentimen kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) yang fokus ke energi fosil.

“Trump mau pakai energi murah dan ini diharapkan akan mendorong kinerja saham energi fosil,” ujarnya kepada Kontan beberapa waktu lalu.

Untuk sektor konsumer yang berelemen kayu, pergerakan sahamnya cenderung stagnan.

“Namun, sentimen positif untuk tahun 2025 di tahun ini berasal dari kemungkinan peningkatan konsumsi domestik yang juga didorong oleh penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI),” paparnya.

Baca Juga: Indeks Kompas100 Dikocok Ulang, Simak Prospek Kinerja Konstituen Barunya

Jika dibandingkan antara sektor energi dan konsumer, Kiswoyo melihat sektor energi lebih prospektif di tahun 2025. Kinerja emiten sektor energi memang volatile karena dipengaruhi oleh harga komoditas yang fluktuatif. 

“Namun, price to earning ratio (PER) harga saham sektor energi lebih bagus dibandingkan dengan sektor konsumer,” paparnya.

Sementara, meskipun dilihat bisa prospektif karena berelemen air, saham logistik tidak disarankan untuk dilirik investor lantaran pergerakan sahamnya yang belum ke mana-mana.

Di sisi lain, saham emiten metal yang berelemen logam dan dianggap kurang bagus tahun ini dari penilaian fengshui, dilihat Kiswoyo juga cukup volatile pergerakannya.

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Teknikal Saham AMRT, BBCA, TPIA, CUAN untuk Jumat (24/1)

“Harga komoditas logam masih volatile lantaran sentimen perekonomian global yang masih belum pasti di tahun ini,” paparnya.

Dari sektor energi, Kiswoyo merekomendasikan beli untuk MEDC dengan target harga Rp 1.500 per saham, ITMG dengan target harga Rp 29.000 per saham, KKGI dengan target harga Rp 700 per saham, dan PTBA dengan target harga Rp 3.000 per saham.

Sementara, dari sektor konsumer, Kiswoyo merekomendasikan beli untuk INDF dengan target harga Rp 9.000 per saham, MYOR dengan target harga Rp 3.000 per saham, dan CLEO dengan target harga Rp 2.000 per saham.

Selanjutnya: PT Artha Pangan Gemilang Menghadirkan Produk Daging Premium Untuk Segmen B2B dan B2C

Menarik Dibaca: 6 Manfaat Telur Jika Dikonsumsi Setiap Hari, Apakah Aman?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×