Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
Di sisi lain, penggunaan dana aksi korporasi tak ditutup kemungkinannya untuk akuisisi. Terlebih dengan adanya kabar rencana akuisisi serat optik dari LINK yang bernilai Rp 3,7 triliun dan aset serat optik serta kabel bawah laut milik ISAT yang diperkirakan bernilai US$ 1 miliar yang berpotensi menjadi sumber pendapatan baru.
Sebelumnya, TOWR telah mengakuisisi IBST. Christofer menilai dari akuisisi itu telah meningkatkan jejak serat optik dan cakupan wilayah perkotaan TOWR, sehingga operasinya mencapai sekitar 35.000 menara, 60.000 penyewaan, dan 227.000 km jaringan serat optik.
TOWR akan mengkonsolidasikan IBST pada kuartal III 2024, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi hingga 7% dari EBITDA karena rata-rata EBITDA IBST sebesar Rp 734 miliar selama lima tahun terakhir.
Baca Juga: Berikut Hitungan Kinerja Sarana Menara (TOWR) Usai Rights Issue
Sukarno menambahkan, kinerja laba bersih TOWR juga berpotensi meningkat dengan adanya pemangkasan suku bunga. Dus, dia merekomendasikan hold TOWR dengan target harga Rp 885.
Sementara Sucor Sekuritas menyematkan rating buy TOWR dengan target harga 1.500. Adapun Mirae Asset Sekuritas accumulate buy dengan target harga Rp 980.
Selanjutnya: Kredit Sindikasi Bakal Terdongkrak Proyek Infrastruktur Pemerintahan Baru
Menarik Dibaca: Rutin Minum Air Kelapa, Ini 7 Hal yang Tubuhmu Akan Rasakan Setiap Harinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News