kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik prospek saham-saham syariah JII


Kamis, 12 November 2020 / 20:00 WIB
Menilik prospek saham-saham syariah JII
ILUSTRASI. Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamis Index (JII) mulai berada dalam tren penguatan dalam beberapa waktu terakhir.

Pertama, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang sudah meningkat hingga 14,80% dalam sepekan. PT Semen Indonesia (persero) Tbk (SMGR) juga naik 1,12% ke harga Rp 11.325 per saham pada perdagangan Kamis (12/11). Dalam sepekan, saham SMGR sudah melesat hingga 13,82%.

Kemudian saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) melesat 11,34% dalam seminggu terakhir, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) juga menguat 9,75% dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) menguat 9,19% dalam seminggu terakhir. 

Sebagai informasi, salah satu persyaratan untuk masuk menjadi saham syariah adalah total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak lebih dari 45%.

Vice President Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih menjelaskan, kenaikan saham SMGR, TLKM, WIKA, INTP, dan JSMR tak lepas dari pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja alias Omnibus Law. Emiten sektor konstruksi dan properti turut mendapat sentimen positif dari Omnibus Law.

“Terutama rencana mendirikan Souvereign Wealth Fund atau Badan Pengeloa Dana Investasi , yang akan menyiapkan dana untuk sektor infrastruktur,” ungkapnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (12/11).

Baca Juga: Meski IHSG sudah naik tinggi, tapi saham-saham LQ45 ini masih layak koleksi

Ia menjelaskan, ke depannya saham-saham ini masih memiliki prospek yang cukup baik. Secara indeks, sambungnya, besar kemungkinan indeks syariah memang akan kalah ketimbang Indeks Harga Saham Gabungan lantaran IHSG banyak ditopang oleh saham perbankan dengan kapitalisasi pasar yang besar. 

“Tapi di luar bank, beberapa emiten bisa punya prospeknya juga,” tambah Alfatih.

Alfatih menambahkan, saham SMGR memiliki target kenaikan konsensus di Rp 11.821, sedangkan menurut teknikal di sekitar Rp 12.000, adapun jika tembus level tersebut maka target selanjutnya di sekitar Rp 13.300.

Selanjutnya saham TLKM mempunyai target kenaikan secara konsensus Rp 3.865, TLKM juga sudah mencapai target pertama secara teknikal, target kedua TLKM berada di Rp 3.200. Untuk WIKA target kenaikan secara konsesus berada di Rp 1.379, secara teknikal berada di level Rp 1.450, lalu selanjutnya Rp 1.600.

Saham INTP memiliki target consensus Rp 14.625 dan target teknikal di Rp 15.500 lalu Rp 17.100. Sedangkan, JSMR dengan target consensus Rp 4.975 dan teknikal Rp 4.600, dan target selanjutnya di Rp 5.600. 

Selain itu, menurutnya saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) juga terbilang menarik dengan target harga konsensus Rp 5.835 dan target teknikal di Rp 7.300.

Hal serupa juga disampaikan oleh Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki. Yaki mengungkapkan kelima saham yang mencetak kenaikan tertinggi ini diuntungkan dengan kebijakan pemerintah melalui Omnibus Law.

Meski tidak semua saham JII memiliki bobot yang besar untuk pergerakan IHSG, namun ia memandang saham-saham syariah ini memiliki prospek yang menarik. Dari jajaran saham syariah di indeks JII, ia menjagokan saham-saham dari sektor infrastruktur dan konstruksi seperti JSMR, TLKM, WSKT, dan ADHI.

Selanjutnya: IHSG melemah 0,92% ke 5.458 di akhir perdagangan Kamis (12/11), asing catat net buy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×