Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Namun, harga saham biasanya akan kembali normal setelah beberapa hari dari Cum Date. Misalnya, ASII, BBRI, dan LPPF yang beberapa waktu lalu pergerakan harga sahamnya sudah tidak kembali berfluktuasi.
“Setelah adanya aksi profit taking dan harga saham menurun, akan ada potensi untuk rebound dengan potensi volume penjualan yang tetap stabil,” katanya.
Namun, ITMG, UNTR, dan ADRO tetap mengalami penurunan setelah pembagian dividen diakibatkan harga komoditas batubara kembali mendekati harga sebelum pandemi Covid-19.
“Meskipun begitu, kami melihat dari segi volume penjualan, emiten-emiten batubara itu akan tetap mencatatkan angka stabil,” tuturnya.
Baca Juga: Melirik Saham-Saham Emiten Penebar Dividen yang Menarik
Lukman pun merekomendasikan Netral untuk ITMG dan ADRO dengan target harga masing-masing Rp 23425 per saham dan Rp 2160 per saham.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, penurunan harga saham ITMG dan UNTR juga terjadi karena sentimen harga batu bara yang sedang anjlok sejak awal tahun 2023.
“UNTR menyediakan alat untuk pertambangan termasuk pertambangan batu bara. Oleh karena itu, tren emiten tersebut juga sangat mirip dengan tren harga NewCastleCoal,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (23/5).
Arjun melihat, saham emiten batubara sebaiknya tidak dipilih untuk jangka panjang. Namun, dalam jangka pendek, memungkinkan akan terjadi technical rebound.
Meskipun tidak menyebutkan target harga, Arjun merekomendasikan saham-saham emiten saham perbankan Big 4 (BBRI, BBCA, BMRI, dan BBNI) dan emiten sektor konsumer, seperti INDF.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News