kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik Prospek Saham di Papan Akselerasi, Mana yang Menarik Untuk Dikoleksi?


Kamis, 09 Juni 2022 / 07:00 WIB
Menilik Prospek Saham di Papan Akselerasi, Mana yang Menarik Untuk Dikoleksi?


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham emiten yang berselancar di papan akselerasi masih berfluktuasi. Mayoritas harga sahamnya belum mampu melaju dengan stabil di zona hijau, setidaknya hingga awal bulan Juni ini.

Sekadar mengingatkan, papan akselerasi merupakan pencatatan yang disediakan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mencatatkan saham dari emiten dengan aset skala kecil atau skala menengah.

Adapun emiten skala kecil diukur dengan nilai aset Rp 50 miliar ke bawah. Sedangkan emiten skala menengah berada dalam rentang hingga Rp 250 miliar.

Baca Juga: Wall Street Turun Sambil Menunggu Indikasi Inflasi

Peraturan mengenai pencatatan papan akselerasi ini diberlakukan oleh BEI pada 22 Juli 2019 lalu. Terhitung sejak periode initial public offering (IPO) tahun 2020, setidaknya ada 19 emiten yang sampai saat ini tercatat di papan akselerasi.

Dari 19 emiten tersebut beberapa di antaranya ada yang berhasil mencetak kenaikan harga saham cukup signifikan. Sebaliknya, ada juga yang harga sahamnya merosot di level double digit.

Sebagai gambaran saja, harga saham PT Prima Globalindo Logistik Tbk (PPGL) berhasil melesat 125,37% dalam setahun terakhir. Namun, secara year to date (ytd) tingkat kenaikannya tinggal menyisakan 11,85%. Per Rabu (8/6), saham PPGL ditutup menguat 4,14% ke posisi Rp 151.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,73%, Simak Proyeksi Untuk Kamis (9/6)

Saham lainnya yang meningkat cukup signifikan adalah PT Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY) dengan kenaikan 94,64% secara ytd. Pada perdagangan hari ini, saham emiten yang IPO pada Mei 2021 tersebut tidak bergerak dari level Rp 109.

Di sisi lain, saham yang sejak awal tahun 2022 merosot cukup tajam diantaranya adalah PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk (FLMC) dengan penurunan 83,33%. Saham FLMC kini ada di posisi Rp 85 setelah ditutup menguat 1,19%.

Nasib PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) tak jauh lebih baik. Saham UVCR telah turun 73,56% secara ytd. Pada perdagangan kemarin, harga UVCR merosot 3,25% ke area Rp 119.

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Kamis (9/6)

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo melihat secara umum penguatan saham-saham yang tercatat di papan akselerasi masih tertahan, paling tidak selama sebulan terakhir ini. Menurut William, masih dibutuhkan konfirmasi breakout yang lebih solid untuk memastikan terjadinya uptrend.

"Sebagian besar saham secara tren pergerakan harga belum terkonfirmasi berada di fase uptrend. Para pelaku pasar ada baiknya mempelajari kondisi fundamental perusahaan sebelum entry di saham-saham papan akselerasi," kata William saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (8/6).

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengingatkan pada umumnya saham di jajaran papan akselerasi digolongkan sebagai lapis kedua atau lapis ketiga dengan kapitalisasi dan likuiditas yang terbilang kecil. "Ini karena yang bermain jarang berupa fund manager besar. Oleh karena itu pergerakannya cenderung volatile," sebutnya.

Baca Juga: Enam Emiten BUMN Akan Rights Issue, Simak Pilihan Berikut

Wawan menyarankan agar investor yang mau masuk ke saham papan akselerasi bisa memahami terlebih dulu kondisi fundamental dan prospek bisnis emitennya. Sebab, kapitalisasi yang kecil membawa risiko yang terbilang besar dari sisi likuiditas.

Alhasil, harga sahamnya akan cenderung bergerak secara tajam ketika ada rumor atau ada investor yang melakukan transaksi relatif besar. "Di samping itu, publikasi juga membantu untuk membawa investor mengenali sahamnya karena analis sekuritas juga jarang melakukan analisa pada papan akselarasi," imbuh Wawan.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga melihat bahwa papan akselerasi membawa tingkat fluktuasi yang lebih tinggi. Meskipun tak berbeda dari papan pencatatan lainnya, sentimen global, makro dan sektoral juga menentukan pergerakan harga saham di papan akselerasi.

Baca Juga: Siap Hadapi Kenaikan Harga Bahan Baku, Intip Rekomendasi Saham ICBP Berikut

Sebagai contoh, pemulihan ekonomi mendorong saham-saham di sektor consumer cyclical hingga komoditas. Katalis positif pada sektor tersebut membawa prospek apik terhadap emiten yang bersangkutan.

"Tapi perhatikan juga fundamental dan rentang valuasi, karena tentu akan berbeda dengan kita menghitung perusahaan yang sudah mature," kata Nico.

Sementara itu, Head of Research Reliance Sekuritas, Alwin Rusli menyoroti bahwa emiten yang berada di papan akselerasi memiliki aset yang relatif kecil dibandingkan dengan emiten di jajaran papan pengembangan dan utama. Oleh sebab itu, pelaku pasar juga mesti mencermati komitmen dari manajemen dan pemegang sahamnya.

Baca Juga: Rekomendasi Saham INCO di Saat Harga Nikel Masih Tinggi

Kemudian, penting juga untuk melihat seberapa besar tendensi perusahaan untuk memberikan dividen. "Dengan tidak memberikan dividen ada indikasi bahwa emiten tersebut menginvestasikan keuntungannya kepada pengembangan perusahaan. Misalkan sebuah perusahaan transportasi yang akan menambah armadanya," sebut Alwin.

Dari 19 saham di papan akselerasi, Alwin menyarankan pelaku pasar untuk mencermati saham PT Wira Global Solusi Tbk (WGSH) dengan mempertimbangkan target harga di sekitar Rp 266. Kemudian, saham PPGL dengan target harga di area Rp 208.

Selanjutnya, Alwin melihat ada potensi pertumbuhan dari saham PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (PGJO). Saham PGJO dapat diperhatikan dengan target harga di Rp 90. Kemudian, saham LUCY bisa dilirik dengan target di sekitar harga Rp 190.

Baca Juga: Saham Bukalapak (BUKA) Diborong Emtek (EMTK) di Harga Rp 317, Sinyal Buat Investor?

Sedangkan William Wibowo memberikan rekomendasi speculative buy pada saham PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk (CASH) dengan mencermati area support di Rp 151 dan resistance Rp 190.

Lalu speculavite buy saham PPGL dengan support Rp 140 dan resistance di Rp 165. Selanjutnya William menyarankan buy on weakness saham LUCY dengan memperhatikan support Rp 95 dan resistance Rp 117.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×