kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siap Hadapi Kenaikan Harga Bahan Baku, Intip Rekomendasi Saham ICBP Berikut


Rabu, 08 Juni 2022 / 14:38 WIB
Siap Hadapi Kenaikan Harga Bahan Baku, Intip Rekomendasi Saham ICBP Berikut


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas seperti gandum diproyeksikan masih akan tetap tinggi pada paruh kedua tahun ini. Harga gandum yang tinggi bisa menekan profitabilitas emiten konsumer mengingat komoditas ini merupakan bahan baku utama bagi beberapa produk emiten konsumer.

Namun, analis Trimegah Sekuritas Heribertus Ariando dalam risetnya pada 7 Juni 2022 menuliskan, emiten konsumer PT Indofood CBP Tbk (ICBP) diyakini tidak akan begitu tertekan dengan tingginya harga gandum. Menurutnya, tidak seperti emiten konsumer staple lainnya, ICBP sudah terbukti bisa bertahan di tengah naiknya harga komoditas seperti gandum, maupun CPO.

Ariando menyebut hal ini seiring dengan produk mi instan ICBP, yakni Indomie merupakan brand yang paling kuat sehingga memungkinkan untuk menaikkan harga tanpa khawatir kehilangan pangsa pasar. 

Anak usaha ICBP, yakni Bogasari juga punya strategi pembelian gandum dengan harga kontrak. Hal ini membuat Bogasari punya cadangan gandum dengan harga yang relatif lebih murah hingga akhir Juni 2022. 

Baca Juga: Kinerja pada Kuartal I Naik, Begini Rekomendasi Saham ICBP dari Analis

“Ini membuat biaya produksi pada kuartal II-2022 masih terjaga. Namun, jika harga gandum selepas Juni ternyata masih tinggi, maka Bogasari harus membeli gandum dengan harga yang lebih tinggi dibanding pembelian paruh pertama tahun ini,” tulis Ariando dalam risetnya.

Walaupun ternyata harus membeli dengan harga yang lebih tinggi, dia melihat hal tersebut tidak akan sepenuhnya menjadi masalah. Pasalnya, ICBP masih bisa menaikkan Average Selling Price (ASP) produknya. 

Berdasarkan hitungannya, setiap kenaikan 10% pada harga gandum, ICBP harus menaikkan ASP sekitar 1,8%. 

Adapun, ICBP pada kuartal I-2022 berhasil membukukan kinerja yang solid dengan mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 14% secara year on year (yoy) menjadi Rp 17,19 triliun. Sementara laba bersih juga masih tumbuh 12% menjadi Rp 1,94 triliun pada periode tersebut.

Bisnis utama ICBP, yakni mi instan berhasil membukukan penjualan senilai Rp 11,9 triliun atau naik 12,6% secara yoy. Sementara pada bisnis dairy dan makanan ringan, masing-masing mengalami pertumbuhan 18% dan 14,4%. Lalu juga terjadi pertumbuhan signifikan pada food seasoning dan nutrition & special food yang masing-masing tumbuh sebesar 37% & 30%. 

Ariando menyebut perolehan tersebut sejauh ini masih inline dengan proyeksi Trimegah Sekuritas karena sudah memenuhi 29% dari proyeksinya. Di satu sisi, pada periode tersebut ia melihat ICBP berhasil menjaga kenaikan ASP pada level yang kompetitif, yakni naik 5% yoy, sekaligus mengimbangi kenaikan harga pada bahan baku. 

Memasuki paruh kedua tahun ini, dia juga mengekspektasikan adanya pertumbuhan volume penjualan dari Pinehill. Apalagi, Pinehill telah melakukan ekspansi pada beberapa kota di Afrika untuk mendukung pertumbuhan lebih lanjut. 

 

“ICBP mengekspektasikan pertumbuhan volume khususnya dari Nigeria, seiring negara tersebut akan mengadakan pemilihan presiden pada awal tahun 2023 mendatang. Artinya akan ada kampanye politik yang secara umum meningkatkan penjualan barang konsumer,” imbuhnya. 

Saat ini Ariando masih menjadikan ICBP sebagai top pick untuk sektor konsumer. Pada tahun ini, ia memperkirakan ICBP bisa membukukan pendapatan sebesar Rp 64,87 triliun diiringi dengan laba bersih sebesar Rp 7,95 triliun.

Ia pun masih mempertahankan rekomendasi beli untuk saham ICBP dengan target harga Rp 12.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×