kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Turun Sambil Menunggu Indikasi Inflasi


Rabu, 08 Juni 2022 / 21:35 WIB
Wall Street Turun Sambil Menunggu Indikasi Inflasi
ILUSTRASI. Wall Street tertekan di awal perdagangan tengah pekan ini.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street tertekan di awal perdagangan tengah pekan ini. Rabu (8/6) pukul 21.15 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,58% ke 32.989. Indeks S&P 500 melemah 0,24% ke 4.150. Sedangkan Nasdaq Composite turun tipis 0,07% ke 12.167.

Reli di saham teknologi dan growth stocks dari sesi sebelumnya mereda. Sementara harga minyak yang lebih tinggi memicu kekhawatiran kenaikan inflasi global lebih lanjut.

Harga saham Microsoft Corp dan Apple Inc turun tipis 0,2% dalam perdagangan premarket setelah masing-masing naik lebih dari 1% pada hari Selasa. Saham pertumbuhan yang sensitif terhadap suku bunga juga berada di bawah tekanan akibat kenaikan yield US Treasury, dengan acuan tenor 10-tahun kembali di atas 3%.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,73%, Simak Proyeksi Untuk Kamis (9/6)

Dengan latar belakang kenaikan biaya pinjaman, investor minggu ini akan fokus pada data indeks harga konsumen yang akan dirilis pada hari Jumat. Inflasi kemungkinan akan menyebabkan kekhawatiran pasar yang sudah khawatir tentang bagaimana Federal Reserve AS akan menyeimbangkan pertumbuhan dan inflasi.

Volatilitas telah mencengkeram Wall Street dalam beberapa sesi terakhir. Pelaku pasar memperdebatkan apakah pasar telah mencapai titik terendah setelah aksi jual tajam tahun ini.

"Anda hanya akan melihat lebih banyak ketidakstabilan, sebenarnya tidak ada berita terobosan di pasar, baik dalam hal pendapatan dan ekonomi," kata Rick Meckler, mitra di Cherry Lane Investments kepada Reuters.

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Kamis (9/6)

Dia menambahkan bahwa investor orang mengatur ulang beberapa posisi dan sampai batas tertentu menunggu indikasi yang lebih baik bahwa mungkin inflasi akan turun belakangan ini. "Investor khawatir dengan ke mana arah harga energi," kata Mecker.

Indeks acuan S&P 500 telah naik 9,2% sejak 20 Mei setelah jatuh sebanyak 20,05% sepanjang tahun ini. Indeks S&P 500 melemah 12,7% sejak awal tahun. Pada periode yang sama, Dow Jones turun 8,7% dan Nasdaq yang padat teknologi telah merosot 22,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×