kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik prospek emiten media di tengah pandemi corona


Senin, 04 Mei 2020 / 21:06 WIB
Menilik prospek emiten media di tengah pandemi corona
ILUSTRASI. Salah satu acara stasiun televisi tv SCTV dari PT PT Surya Citra Media Tbk SCMA anak PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), di Jakarta.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adanya penyebaran virus korona atau Covid-19 menjadi tantangan bagi seluruh sektor industri, tak terkecuali industri media. Manajemen PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) memaparkan, kinerja kuartal pertama tahun ini sedikit menurun akibat penyebaran Covid-19 yang mulai terasa dampaknya pada pertengahan Maret 2020 terhadap pertumbuhan ekonomi.

Menurutnya, hal ini mengakibatkan berkurangnya belanja iklan untuk perusahaan multinasional, dan kehati-hatian dalam belanja iklan pada perusahaan lokal dan e-commerce.

Baca Juga: Cashlez Worldwide (CASH) targetkan pendapatan Rp 255,36 miliar tahun ini

Jika melihat laporan keuangan SCMA pada kuartal pertama 2019, laba bersih emiten ini menyusut 22,11% menjadi Rp 311,52 miliar. Penurunan laba juga sejalan dengan merosotnya pendapatan.

Surya Citra Media mengantongi pendapatan sebesar Rp 1,30 triliun pada kuartal pertama tahun ini atau turun tipis 1,51% ketimbang pendapatan Rp 1,32 triliun pada periode yang sama tahun 2019. Pendapatan dari iklan berkontribusi hingga Rp 1,52 triliun masih mampu tumbuh 2,72% dari pendapatan iklan pada periode yang sama tahun lalu.

Dalam rilisnya, Hary Tanoesoedibjo, Group Chairman MNC Group juga mengakui, terdapat tanda-tanda awal menunjukkan tren belanja iklan secara keseluruhan yang tidak baik pada tahun 2020.

Akan tetapi, ia optimis bahwa belanja iklan akan meningkat pada kuartal tiga 2020 mendatang dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) percaya masih mampu menorehkan kinerja yang positif sepanjang 2020.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal 1-2020, MNCN memperoleh pendapatan konsolidasi sebesar Rp 2,02 triliun. Nilai tersebut tumbuh 7% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,88 triliun.

Baca Juga: Dampak pandemi corona, peritel kurangi jumlah pembukaan gerai baru

Akan tetapi, laba bersih perseroan ini anjlok 43% menjadi Rp 332,7 miliar pada kuartal pertama 2020, dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 584,96 miliar. Penurunan laba ini lantaran ada rugi kurs.

Apabila tanpa penyesuaian forex (rugi/untung) pada masing-masing tahun, laba bersih dibukukan sebesar Rp 577,2 miliar pada kuartal pertama 2020 atau naik 12% dari Rp 514,6 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.

Selain ada potensi penurunan pendapatan dari iklan, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, ada sejumlah tantangan yang perlu dihadapi pemain media sekarang ini. Misalnya saja dari sisi beban operasional, dimana emiten media kini mulai beralih ke digital. “Sehingga tentu akan ada peralihan serta biaya tambahan untuk emiten sektor media,” ujarnya, Senin (4/5).

Baca Juga: PTBA: Pelemahan rupiah bisa membuat pendapatan kami positif

Tak hanya itu, beberapa konten pada tahun ini juga mengalami penundaan sampai waktu yang masih belum ditentukan, alhasil mereka kehilangan potensi keuntungan. Walaupun begitu, Chris mengatakan, prospek emiten media masih cukup menarik di tengah pandemi Covid-19.

Meski ada penurunan pendapatan pada beberapa emiten media seperti SCMA dan MNCN, Chris bilang, menyusutnya kinerja bukan dari core bisnis perusahaannya dan penurunan tergolong tidak terlalu dalam.

Makanya, ia memprediksi perusahaan yang bergerak di bidang media masih memiliki potensi untuk kembali tumbuh usai Covid-19 berlalu. Emiten media juga menjadi salah satu sektor yang dapat pulih dengan cepat setelah kondisi kembali normal.

Chris menilai, ada beberapa saham dari sektor media masih menarik untuk dipilih investor pada saat ini. Baginya, saham SCMA dan MNCN masih sangat menarik untuk dibeli karena prospek ke depannya masih baik.

Baca Juga: Trinugraha batal jual saham BFI Finance (BFIN) ke investor Italia

Ia merekomendasikan pelaku pasar untuk beli saham MNCN dengan target harga 1.100 dan SCMA dengan target harga 1.000. Pada penutupan perdagangan Senin (4/5), harga saham MNCN melemah 6,01% ke level 860 per saham dan SCMA terkoreksi 6,82% ke level 820 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×