Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten BUMN yang tergabung dalam IDX BUMN20 tercatat beragam di kuartal I 2024.
Berdasarkan riset Kontan, PT PP Tbk (PTPP) mencatatkan kenaikan laba tertinggi di kuartal I 2024, yaitu 176,44% secara tahunan alias year on year (yoy). Disusul PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) dengan kenaikan laba sebesar 109,58% yoy dan PT Elnusa Tbk (ELSA) yang labanya naik 59,42%.
Sementara, laba PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) tergerus 99,90% yoy di kuartal I 2024. Penurunan laba terbesar kedua adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang turun 85,67% yoy, lalu disusul PT Timah Tbk (TINS) yang labanya turun 41,24%.
Dari segi pendapatan, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mencatatkan kenaikan laba tertinggi di kuartal I 2024, yaitu 35,98% yoy. Disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang labanya naik 17,85% yoy dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang naik 13,23% yoy.
Sementara, penurunan pendapatan terbesar dialami PGEO yang tergerus 99,90% yoy. Disusul ANTM yang tergerus 25,64% yoy dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang turun 6,27% yoy.
Jika dilihat dari kinerja harga saham, BRIS mencatat kinerja terbaik dengan kenaikan sebesar 45,98% secara year to date (ytd). Disusul TINS yang kinerja sahamnya naik 33,33% ytd dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang kinerjanya naik sebesar 29,20%.
Kinerja saham terburuk dialami SMGR yang turun 25,94% ytd. Disusul PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang turun 21,01% ytd dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang turun 20,51% ytd.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas melihat, secara umum, kinerja emiten BUMN di kuartal I 2024 memang beragam.
Baca Juga: PTPP Kantongi Kontrak Rp 4,9 Triliun di Kuartal I 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya
Beberapa emiten mencatat pertumbuhan laba bersih yang solid secara nilai. Mayoritas berasal dari sektor perbankan, disusul emiten semen dan beberapa emiten BUMN Karya.
“Sementara, kinerja emiten BUMN lainnya masih mengalami penurunan di kuartal I 2024,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (3/5).
Terkait prospek di tahun 2024, emiten perbankan berpeluang kembali mencatatkan pertumbuhan. Jika nanti terjadi pelemahan, penurunan kinerja sektor ini tidak akan signifikan.
“Sedangkan emiten BUMN karya dan emiten yang punya segmen bisnis batubara akan mengalami penurunan kinerja,” paparnya.
Senada, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani melihat, emiten BUMN yang kinerjanya masih akan solid berasal dari sektor perbankan. Ini meskipun kinerja di kuartal I 2024 kenaikan labanya tidak terlalu tinggi.
“Sementara, emiten BUMN yang masih berat kinerjanya adalah BUMN Karya dengan sentimen negatif utang tinggi dan masalah tata kelola yang buruk,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (3/5).
Pengamat pasar modal sekaligus Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat mengatakan, kinerja emiten BUMN sektor perbankan masih solid di kuartal I 2024, meskipun kenaikan laba mereka rata-rata tidak sampai 10% - 20%.
Di sisi lain, laba emiten tambang, seperti PTBA dan ANTM, terkoreksi cukup dalam per akhir Maret 2024. Laba PTBA terkoreksi 31,99% yoy di kuartal I 2024.
“Sektor konstruksi dan properti masih kurang bagus di kuartal I ini,” ujarnya kepada Kontan (3/5).
Di tahun 2024, sektor perbankan dinilai Teguh masih akan menopang kinerja IDX BUMN20. Sebab, sektor perbankan masih akan terus positif selama ekonomi domestik masih tumbuh.
“Emiten tambang juga bisa terkena sentimen positif dari kenaikan harga beberapa komoditas di tahun ini,” paparnya.
Terkait dividen emiten BUMN, Teguh pun masih menjagokan sektor perbankan.
Asal tahu saja, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan BUMN bisa setor dividen sebesar Rp 85 triliun pada tahun ini.
Target tersebut naik Rp 4 triliun dari capaian setoran dividen BUMN pada tahun 2023 yang sebesar Rp 81 triliun.
Hal ini didorong oleh jumlah dividen emiten perbankan BUMN untuk tahun buku 2023 yang terbilang cukup tinggi.
Baca Juga: Market Cap Emiten BUMN Turun, Simak Sentimen dan Prospeknya
Sebagai catatan, besaran dividen Bank Mandiri (BMRI) setara dengan 60% dari total laba 2023, yaitu senilai Rp 55,1 triliun. Dividen BBRI untuk tahun buku 2023 sebesar Rp 48,1 triliun. Sementara, dividen BBNI untuk tahun buku 2023 sebesar Rp 10,45 triliun.
Dengan prospek kinerja sektor perbankan yang masih bertumbuh di tahun ini, kemungkinan besar target dividen BUMN sebesar Rp 85 triliun bisa saja tercapai. Tetapi, sebagian besarnya hanya ditopang oleh sektor perbankan.
“Ini mungkin karena Pemerintah kurang memperhatikan kinerja emiten BUMN dari sektor lainnya. Sektor kedua mayoritasnya akan berasal dari tambang dan energi,” paparnya.
Teguh pun merekomendasi buy untuk BBRI dengan target harga di Rp 6.000 per saham. Namun, dengan masih turunnya kinerja saham BBRI usai pembagian dividen, investor bisa masuk di harga Rp 4.000 - Rp 4.500 per saham.
Rekomendasi beli juga diberikan untuk BBNI, PTBA, dan INCO dengan target harga masing-masing Rp 6.000, Rp 4.000, dan Rp 6.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News