kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   -6.000   -0,34%
  • USD/IDR 16.630   -10,00   -0,06%
  • IDX 6.236   74,40   1,21%
  • KOMPAS100 884   15,16   1,75%
  • LQ45 697   15,99   2,35%
  • ISSI 196   0,74   0,38%
  • IDX30 366   8,49   2,37%
  • IDXHIDIV20 443   9,73   2,24%
  • IDX80 100   1,98   2,01%
  • IDXV30 106   1,12   1,07%
  • IDXQ30 121   2,95   2,50%

Menilik Dampak Kehadiran Danantara Bagi Emiten BUMN Energi, Ini Rekomendasi Analis


Selasa, 25 Maret 2025 / 21:46 WIB
Menilik Dampak Kehadiran Danantara Bagi Emiten BUMN Energi, Ini Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Gedung kantor Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara di kawasan Cikini, Jakarta. Keberadaan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara berpotensi memberi pengaruh besar terhadap kelangsungan bisnis emiten-emiten BUMN energi. Apalagi, salah satu prioritas investasi Danantara ada di sektor ketahanan energi.KONTAN/Adrianus Octaviano


Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberadaan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara berpotensi memberi pengaruh besar terhadap kelangsungan bisnis emiten-emiten BUMN energi. Apalagi, salah satu prioritas investasi Danantara ada di sektor ketahanan energi.

Sebagaimana diketahui, Danantara telah mengumumkan jajaran manajemennya pada Senin (24/3) kemarin. Bersamaan dengan pengumuman tersebut juga dilakukan pengalihan saham sejumlah emiten BUMN kepada PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) sebagai Holding Operasional Danantara.

Pemerintah telah memasukan beberapa BUMN energi ke Danantara, seperti PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan MIND ID. Perusahaan-perusahaan ini memiliki anak usaha yang menjadi emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Di antaranya adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Elnusa Tbk (ELSA) sebagai bagian dari Pertamina Group, serta PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang merupakan anggota MIND ID.

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Emiten Sektor Energi dan Batubara yang Sudah Siapkan Capex

Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Ahmad Iqbal Suyudi mengatakan, pembentukan Danantara memungkinkan emiten-emiten BUMN energi untuk lebih mudah dalam memperoleh modal dalam rangka ekspansi ke sektor-sektor yang diamanatkan pemerintah. Selama investasi dan hasilnya dapat terukur, maka dampaknya akan positif terhadap kinerja emiten yang bersangkutan.

“Plusnya adalah modal yang dikeluarkan oleh emiten BUMN dapat dijamin oleh Danantara, namun minusnya adalah dana pengelolaan awal Danantara masih cukup kecil sehingga investasi awal bakal lebih selektif,” ungkap dia, Selasa (25/3).

Dalam berita sebelumnya, Danantara disebut bakal terlibat dalam proyek hilirisasi energi fosil. Misalnya, proyek pengembangan gasifikasi batubara menjadi dimetil eter (DME) sebagai substitusi LPG. Selain itu, Danantara digadang-gadang ikut membiayai proyek kilang minyak berkapasitas 500.000 barel di Sumatera. Langkah ini sempat memantik kritik lantaran Danantara dinilai cenderung mengutamakan proyek berbasis energi fosil ketimbang energi baru terbarukan (EBT).

Terlepas dari itu, Indy menganggap proyek yang dibiayai Danantara memang tergolong mahal karena membutuhkan peralatan atau teknologi baru. Hal ini tentu berpotensi meningkatkan beban yang harus ditanggung oleh emiten-emiten BUMN energi yang bergabung Danantara, termasuk berisiko menekan kinerja laba bersihnya.

Community Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menambahkan, lantaran Danantara baru saja terbentuk, maka para investor masih perlu memantau lebih lanjut perkembangan penyaluran dana dari Danantara terhadap berbagai proyeknya, termasuk di sektor energi.

“Tentunya jika dana yang disalurkan nanti digunakan untuk ekspansi operasional usaha, hal ini akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan,” imbuh dia, Selasa (23/5).

Baca Juga: Gabung Danantara, 7 Emiten BUMN Alihkan Saham Negara RI ke Biro Klasifikasi Indonesia

Secara umum, prospek emiten-emiten BUMN sektor energi seperti PGAS, ELSA, PGEO dan pertambangan seperti ANTM, TINS, dan PTBA cukup menjanjikan pada 2025. ANTM bahkan tengah menikmati fase harga komoditas emas yang terus melonjak dalam beberapa waktu terakhir.

Di sisi lain, risiko gejolak harga komoditas seperti batubara dan minyak dunia masih bisa terjadi sepanjang tahun ini, sehingga dapat mengancam kinerja emiten BUMN yang fokus di sektor ini. Walau begitu, tingginya permintaan energi di dalam negeri, termasuk energi fosil, diyakini dapat jadi sentimen positif bagi emiten-emiten BUMN energi.

Iqbal sendiri merekomendasikan beli saham ELSA dengan target di level Rp 460 per saham. Dia juga merekomendasikan beli saham PGAS dengan target harga di level Rp 1.700 per saham, serta ANTM dengan target harga di level Rp 1.850 per saham.

Di sisi lain, mengingat kondisi pasar saham yang masih penuh gejolak, Angga belum bisa memberi rekomendasi saham untuk emiten-emiten BUMN energi.

Selanjutnya: Gol Romeny Bawa Timnas Indonesia Unggul 1-0 atas Bahrain pada Babak I

Menarik Dibaca: Tes Kesehatan Otak Mudah dengan Aplikasi BrainEye

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×