kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mengukur potensi saham lapis kedua yang layak koleksi saat IHSG lesu


Minggu, 08 Maret 2020 / 18:53 WIB
Mengukur potensi saham lapis kedua yang layak koleksi saat IHSG lesu
ILUSTRASI. Layar perdagangan saham?Bursa Efek Indonesia.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada dalam tren penurunan. Dari awal tahun, IHSG sudah terkoreksi sebesar 12,72% ke level 5.498,540. Sejumlah sentimen negatif dari global dan domestik membawa kinerja IHSG terus menyusut.

Saham-saham yang berada dalam indeks IDX SMC juga anjlok di tengah kekhawatiran penyebaran virus corona. Indeks IDX SMC Liquid sudah menyusut hingga 18,88% dari awal tahun. Indeks ini mengukur performa harga anggota indeks dari segi likuiditasnya yang tinggi.

Baca Juga: Arab Saudi pangkas harga minyak, seperti apa dampaknya pada pergerakan IHSG?

Di tengah pelemahan indeks sekarang ini, dapat menjadi peluang untuk mengakumulasi saham-saham yang masih murah dari jajaran saham-saham yang ada, tak terkecuali saham lapis dua.

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus melihat, saat ini memang merupakan waktu yang tepat untuk mulai mengoleksi saham-saham berkapitalisasi pasar besar atau big caps, mid cap, hingga small cap.

Ia bilang, penurunan kinerja IHSG yang cukup kuat ini membuat saham-saham kian menarik untuk dilirik. Meski sekarang berada dalam posisi akumulasi beli, ia menegaskan, investor perlu memerhatikan beberapa hal.

Baca Juga: Bisnis emiten sektor mamin akan jalani tahun berat, ini penjelasan analis

Seperti, mengubah pola transaksi dari yang sebelumnya untuk jangka pendek menjadi jangka panjang. Dengan begitu, maka investor berarti membutuhkan saham-saham yang memiliki fundamental yang oke dan secara valuasi jangka panjang yang memiliki potensial upside.

“Sehingga baik saham saham, big cap, mid cap, maupun small cap, semua memiliki potensi yang sama asalkan harus dilihat kedua faktor tadi,” ujarnya pada Kontan, Minggu (8/3).

Baca Juga: China hingga Amerika Serikat gelontorkan dana jumbo untuk melawan corona

Ia menambahkan,  meski di tengah kondisi volatilitas IHSG yang masih tinggi serta situasi dan kondisi global yang kian tidak pasti, hal ini dapat memberikan kesempatan kepada pelaku pasar untuk sedikit tenang tapi tetap memiliki saham-saham yang baik dari sisi fundamental dan valuasi.

Selain itu, ia menilai, dalam memilih saham second liner, investor pun perlu memperhatikan sector bisnisnya. Ia menjagokan saham-saham seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Bank Permata Tbk (BNLI), Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO).

Baca Juga: Saham Merdeka Copper Gold (MDKA) menguat paling tinggi, simak saran analis

Menurutnya, saham-saham tersebut memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu menengah hingga jangka panjang. Nah, untuk sektor kesehatan, sektor ini bakal kena sentimen positif dari Pemerintah yang masih akan fokus terhadap sektor kesehatan.

“Infrastrukture dan sektor perbankan masih akan menjadi primadona. Oleh sebab itu saham dari sektor ini seperti BNLI, MIKA, SILO masih menarik untuk dikoleksi,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×