kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengukur peluang dari saham IPO tahun depan


Kamis, 24 Desember 2020 / 15:44 WIB
Mengukur peluang dari saham IPO tahun depan
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan lantai di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (11/12/2020). Ada 17 perusahaan yang siap IPO tahun depan. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan bersiap menggelar initial public offering (IPO) tahun depan. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 17 calon emiten yang siap melepas saham perdana. 

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna merinci, terdapat enam calon emiten dari sektor perdagangan, jasa, dan investasi. Sektor ini merupakan sektor yang mendominasi pipeline calon emiten anyar saat ini.

Disusul, masing-masing dua perusahaan yang berasal dari sektor keuangan, aneka industri, dan agrikultur. Juga terdapat masing-masing dua calon emiten dari sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan, serta sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi. Sisanya ada satu perusahaan dari sektor pertambangan.

Baca Juga: Solusi Sinergi Digital IPO dengan harga penawaran Rp 530 per saham

Salah satu emiten yang dikabarkan siap menggelar IPO adalah PT Sanghiang Perkasa, anak usaha PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Menurut informasi yang diterima KONTAN, perusahaan yang juga dikenal dengan nama KALBE Nutritionals ini sudah menyerahkan dokumen ke Otoritas Jasa Keuangan. 

Sekadar inforamsi, per 22 Desember 2020, pasca pencatatan saham PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP), jumlah emiten baru yang tercatat tahun ini ada 50 perusahaan dengan total dana dihimpun mencapai Rp 5,49 triliun. Dengan kondisi pandemi yang terjadi, Nyoman pun melihat terdapat penurunan nilai dana yang dihimpun pada tahun ini jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Namun, beberapa kebijakan dari pemerintah, seperti Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan penyediaan vaksin Covid-19 menumbuhkan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5% pada tahun 2021, sebagaimana proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Oleh karena itu, dia berharap, jumlah pencatatan efek, baik saham, surat utang, dan efek-efek lainnya membaik tahun depan. "Kami berharap jumlah dana yang dihimpun akan meningkat seiring dengan potensi rebound sektor-sektor industri di tahun 2021," kata dia, Rabu (23/12).




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×