kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.234.000   12.000   0,54%
  • USD/IDR 16.649   -57,00   -0,34%
  • IDX 8.061   -62,18   -0,77%
  • KOMPAS100 1.116   -6,99   -0,62%
  • LQ45 794   -8,46   -1,05%
  • ISSI 281   -0,59   -0,21%
  • IDX30 416   -5,26   -1,25%
  • IDXHIDIV20 474   -4,96   -1,04%
  • IDX80 123   -1,09   -0,88%
  • IDXV30 132   -1,66   -1,24%
  • IDXQ30 131   -1,19   -0,90%

Menguat Tipis 0,09% pada Selasa (30/9), Simak Proyeksi Rupiah Rabu (1/10)


Selasa, 30 September 2025 / 18:22 WIB
Menguat Tipis 0,09% pada Selasa (30/9), Simak Proyeksi Rupiah Rabu (1/10)
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo, Melawai, Jakarta, Senin (15/9/2025). Nilai tukar rupiah tercatat menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/9/2025).


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah tercatat menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/9/2025). 

Di pasar spot, rupiah menguat 0,09% ke posisi Rp 16.665 per dolar AS. Namun, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah justru melemah 0,07% ke level Rp 16.692 per dolar AS.

Analis mata uang dan komoditas Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa penguatan rupiah ditopang oleh pelemahan dolar AS akibat kekhawatiran potensi “shutdown” pemerintahan AS. 

“Penguatan ini terbatas mengingat investor masih cenderung wait and see menantikan data pekerjaan AS pekan ini,” ujar Lukman.

Baca Juga: Rupiah Melemah pada Selasa (22/9), Simak Proyeksinya untuk Rabu (24/9/2025)

Lukman menilai, meski dolar AS masih tertekan, ruang penguatan rupiah tetap terbatas karena sentimen domestik belum sepenuhnya pulih. 

Investor juga menunggu rilis sejumlah data penting seperti manufaktur, inflasi, dan perdagangan. Ia memperkirakan rupiah pada Rabu (1/10) bergerak di kisaran Rp 16.600 – Rp 16.700 per dolar AS.

Sementara itu, pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menyoroti langkah Bank Indonesia yang terus menggunakan instrumen intervensi, baik di pasar domestik melalui spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN), maupun di pasar luar negeri lewat intervensi NDF di Asia, Eropa, dan Amerika.

Ibrahim menambahkan, rupiah juga terpengaruh laporan terbaru Asian Development Bank (ADB) yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. ADB menurunkan proyeksi 2025 dari 5% menjadi 4,9%, serta 2026 dari 5,1% menjadi 5%. 

“ADB menjelaskan perkembangan ketidakpastian perdagangan global dan tingginya tarif resiprokal yang diterapkan oleh Amerika Serikat mempengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di Asia dan Pasifik, termasuk Indonesia,” kata Ibrahim.

Baca Juga: Begini Proyeksi Rupiah untuk Hari Ini (24/9), Cek Sentimennya

Selain itu, ADB menurunkan proyeksi inflasi Indonesia pada 2025 dari 2% menjadi 1,7%, sementara inflasi 2026 tetap diperkirakan di level 2%. 

Proyeksi tersebut lebih rendah dari asumsi pemerintah yang menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,2% pada 2025 dan 5,4% pada 2026.

Dari sisi eksternal, pernyataan Presiden AS Donald Trump turut memberi tekanan tambahan. 

Trump mengumumkan rencana penerapan tarif 10% untuk kayu dan papan kayu impor, serta bea masuk 25% untuk furnitur dan produk interior rumah, sebagai bagian dari kebijakan tarif baru terhadap mitra dagang global.

Baca Juga: Rupiah Dibuka Menguat Tipis ke Rp 16.679 Per Dolar AS pada Hari Ini (24/9)

Ibrahim memperkirakan, pada Rabu (1/10), rupiah akan bergerak fluktuatif dengan potensi ditutup melemah di kisaran Rp 16.660–Rp 16.710 per dolar AS.

Selanjutnya: Insentif Properti Kembali Diperpanjang, KPR Bank Diproyeksikan Tumbuh

Menarik Dibaca: Pendaftaran Rekrutmen KAI Properti Hingga 3 Oktober, Ini Formasi yang Dibuka​

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×