Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam sepekan terakhir. Penguatan rupiah sudah terjadi berturut-turut sejak Selasa (27/7). Setelah reli panjang, penguatan rupiah berpeluang tertahan.
Kepala ekonom BCA David Sumual memproyeksikan rupiah berpotensi melemah tipis secara teknikal di rentang Rp 14.320 per dolar AS-Rp 14.400 per dolar AS. Analis Monex Investindo Futures Andian Wijaya memproyeksikan rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.250 per dolar AS-Rp 14.450 per dolar AS.
David mengatakan, rupiah kemarin kembali menguat karena dolar AS masih bergerak flat. Dolar AS bergerak flat cenderung melemah karena terpengaruh sentimen negatif data ISM Manufacturing keluar lebih rendah dari proyeksi pelaku pasar dan data bulan lalu, di level 59,5 di periode Juli.
Andian melihat penguatan rupiah kemarin juga disebabkan oleh reaksi pelaku pasar yang positif akibat laporan turunnya jumlah kasus baru Covid-19, meski jumlah tersebut masih di atas target pemerintah.
Baca Juga: Lewati Bitcoin, Dogecoin jadi aset kripto dengan volume terbesar di Indonesia
Andian mengatakan pelaku pasar harus berhati-hati, karena USD/IDR berpotensi rebound atawa melemah terhadap dolar AS, setelah beberapa hari kemarin bergerak menguat. Pelaku pasar juga masih menantikan data ADP non-farm malam ini.
David menambahkan bahwa pelaku pasar tengah menantikan data pertumbuhan ekonomi domestik yang rilis di pekan ini.
Kemarin, nilai tukar rupiah menguat di tengah pelemahan dolar AS setelah Federal Reserve berpandangan dovish. Mengutip Bloomberg, Selasa (3/8), rupiah menguat 0,56% ke Rp 14.342 per dolar AS. Sementara, kurs referensi Jisdor menguat 0,65% ke Rp 14.362 per dolar AS.
Baca Juga: Bank Dunia sarankan pemerintah turunkan threshold PKP, ini respons Ditjen Pajak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News