kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengintip Prospek Mandiri Mineral Perkasa (NPII) Calon Penghuni BEI Terbaru


Senin, 23 Mei 2022 / 17:47 WIB
Mengintip Prospek Mandiri Mineral Perkasa (NPII) Calon Penghuni BEI Terbaru
ILUSTRASI. PT Mandiri Mineral Perkasa Tbk (NPII), perusahaan?jasa? konstruksi pertambangan mineral.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan emiten baru dari jajaran perusahaan konstruksi mineral, yakni PT Mandiri Mineral Perkasa Tbk yang akan menggunakan ticker NPII.

Merujuk prospektus, NPII akan menawarkan sebanyak-banyaknya 950 juta saham saham biasa yang setara dengan 0,73% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Sementara kisaran harga penawaran IPO PT Mandiri Mineral Perkasa Tbk antara Rp 132 hingga Rp 142 per saham. Adapun nilai nominal sahamnya hanya sebesar Rp 2 per saham.

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mencermati prospek bisnis komoditas nikel sebagai bahan baku utama baterai masih positif hingga beberapa tahun mendatang. 

Baca Juga: IPO PT Mandiri Mineral Perkasa Tbk (NPII), Pemegang Saham Sebelum IPO Menang Banyak

Hal ini didukung peningkatan produksi nikel yang cenderung terus meningkat, tapi tidak membuat harga nikel jatuh.

Padhu memperkirakan produksi nikel dunia akan mencapai 3 juta metric tons pada 2022 atau naik sekitar 10% dibanding tahun lalu yang mencapai 2,7 juta metric ton yang juga merupakan produksi tertinggi sejak 10 tahun terakhir.

"Apalagi selama ini Indonesia merupakan eksportir ferronickel terbesar yang mencapai 53% dari total pasokan dunia. Hal ini tentu menjadi peluang bagi para pelaku usaha di sektor pertambangan nikel, termasuk NPII yang menyediakan jasa pertambangan nikel," papar Pandhu kepada Kontan.co.id, Senin (23/5).

Meski begitu tantang bagi NPII datang dari usia perusahaan relatif baru. Pasalnya, perseroan baru memperoleh yang signifikan setelah kontrak pertambangan dengan PT Masempo Dalle yang berjalan dari Maret 2021 sampai Maret 2027.

"Untuk itu perseroan perlu mencari partner bisnis lain untuk mengurangi ketergantungan dan melakukan ekspansi untuk menggenjot pertumbuhannya," imbuhnya.

Senada, Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menilai prospek bisnis konstruksi mineral, terutama nikel makin cukup menarik di 2022 ini. Hal ini tentunya bisa menjadi angin segar bagi perusahaan nikel termasuk NPII.

"Untuk prospek 2022 masih cukup menarik mengingat proyek kendaraan listrik ke depan serta produksi stainless steel yang mulai bangkit," jelasnya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (23/5).

Dari sisi valuasi, Pandhu menghitung harga IPO yang ditawarkan NPII jauh lebih tinggi dari price to book value (PBV) perusahaan setelah IPO sekitar Rp 3,3 sehingga akan mencerminkan PBV mencapai lebih dari 40 kali.

Dia menilai dari sisi valuasi harga yang diberikan NPII masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan produsen nikel seperti INCO dan ANTM yang berada pada PBV kurang dari 3 kali.

Baca Juga: Segera IPO, Mandiri Mineral Perkasa Pasang Harga dalam Kisaran Rp 132-Rp 142

"Apalagi jika dibanding dengan kontraktor tambang lain seperti DOID dan PTRO yang masih diperdagangkan pada level PBV kurang dari 2 kali," imbuhnya.

Sementara itu, Ivan menekankan untuk investor yang ingin mengoleksi saham IPO NPII perlu mempelajari prospektus termasuk tujuan penggunaan dananya. Investor juga perlu mencermati gambaran kinerja ke depan dengan berkaca dari kinerja yang sudah dicapai.

Per Desember 2021 NPII membukukan pendapatan usaha sejumlah Rp 149,31 miliar atau naik 322,57% secara tahunan (yoy) dari tahun sebelumnya. Sejalan, perusahaan mampu membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp 32,43 miliar di 2021 yang naik 353,04% yoy dari Rp 7,15 miliar di akhir 2020.

Untuk menarik minat calon investor, NPII juga turut menerbitkan Waran Seri I sebanyak-banyaknya 4,75 miliar atau setara 3,65% dari modal disetor pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO.

Nilai nominal Waran Seri I ini juga Rp 2 per saham. Sementara harga pelaksanaannya Rp 500 per saham. Dengan begitu, NPII berpotensi meraup tambahan dana hingga Rp 2,375 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×