kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengintip portofolio investasi CEO Sunindo Adipersada (TOYS) Iwan Tirtha


Jumat, 20 November 2020 / 21:55 WIB
Mengintip portofolio investasi CEO Sunindo Adipersada (TOYS) Iwan Tirtha
ILUSTRASI. CEO PT Sunindo Adipersada Tbk (TOYS) Iwan Tjen


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - Menurut Chief Executive Officer (CEO) PT Sunindo Adipersada Tbk (TOYS) Iwan Tirtha, investasi merupakan hal yang sangat penting serta wajib dilakukan sebagai bekal masa depan dan hari tua.

Tentunya, tujuan awal dari investasi bagi dia adalah untuk dapat membantu merealisasikan plan yang sudah ada, seiring berjalannya inflasi.

Pria yang lahir di Aachen, Jerman pada 1967 ini memandang, investasi sebagai bentuk pengelolaan guna mengembangkan asset sebagai jaminan masa depan baik pribadi maupun perusahaan.

Makanya, ketika memasuki dunia perkuliahan Iwan sudah menyicil untuk mulai investasi kecil-kecilan. Ia menjajal investasi saham di Bursa Efek New York ketika menimba ilmu untuk memperoleh gelar S1 di Boston University dengan jurusan Manufacturing Engineering pada 1989.

Baca Juga: OJK sebut ada sejumlah PR terkait risiko siber pada IKD, apa saja?

Sembari terjun langsung, ia memperdalam pengetahuan terkait berbagai macam produk-produk investasi dari materi kuliah Jurusan Keuangan di University of Hartford ketika mengejar gelar Master of Business Administration (MBA).

"Saya belajar investasi dari materi perkuliahan bidang keuangan dan pemasaran dan ditambah dengan literatur terkait," kata anak pertama dari tiga bersaudara ini.

Pada awal perjalanan investasinya, ia mengaku lebih memilih investasi dalam jangka pendek dengan risiko tinggi. Dengan berjalannya waktu, investasi yang ia lakukan berkembang seiring dengan risiko yang ada. Nah, di usia sekarang ini Iwan lebih nyaman untuk memilih jenis investasi yang stabil dan menjadi investor konservatif.

Dahulu, ia memutuskan untuk menempatkan aset perdananya pada saham lantaran saham menjadi produk yang mudah diperjualbelikan secara umum. Pria yang hobi memotret ini juga merasa adanya kemudahan dalam mendapatkan informasi mengenai perusahaan yang ingin dipilih.

Menurutnya, hal itu juga yang menjadi pegangan utama dalam berkecimpung di investasi saham. "Prinsip utama tentunya keterbukaan informasi sehingga saya atau perusahaan dapat mengetahui tingkat risiko yang akan dihadapi dengan hasil yang dapat terprediksi," papar Iwan.

Guna mendulang untung yang berkelanjutan, ia selalu selektif dan fleksibel dalam memasukan saham-saham ke keranjang investasinya. Sehingga, komposisi saham milik Iwan juga berasal dari berbagai macam sektor.

Iwan mengambil contoh dalam beberapa waktu lalu dia turut mengoleksi saham-saham sektor startup dan ecommerce karena sedang naik daun. Nah, di tengah kondisi Covid-19 ia cenderung memilih saham-saham yang defensif dan terbilang stabil.

Baca Juga: Luhut sebut sejumlah kontrak diteken dalam mengembangkan baterai untuk mobil listrik

Makanya, Iwan melakukan penyesuaian kembali dengan melepas saham-saham yang rentan terimbas oleh pandemi Covid-19 dan masuk ke saham yang memiliki prospek lebih baik meski diterpa pendemi.

Yang jelas, sambungnya, sebelum memilih saham investor harus paham betul mengenai kondisi fundamental dan jangan malas untuk mencari informasi terkini dari kondisi perusahaan yang kita incar. Ia bilang, hal ini menjadi salah satu kunci untuk meminimalisir kerugian.

"Dalam kondisi pandemi ini saya lebih banyak mengoleksi saham blue chips dengan harga yang murah, jadi time to buy," tuturnya.

Hingga saa ini, ia menyebut saham menjadi produk investasi yang paling produk yang paling aktif digunakan karena lebih likuid ketimbang yang lain dan kemudahan informasi yang bisa ia dapat.

Selain saham, ia juga menempatkan asetnya untuk membeli properti. Portfolio properti yang ia punya meliputi rumah, apartemen, dan tanah. Ia memilih rumah dan apartemen lantaran bisa disewakan atau memberikan passive income.

Baca Juga: Ini kata IMA terkait luas wilayah Arutmin yang menciut 40,1% saat dapat IUPK

Iwan juga memutuskan untuk membeli tanah dengan melihat prospek daerahnya agar bisa dikembangkan di kemudian hari. "Instrumen investasi yang saya miliki saat ini selain saham dan properti ada valas dan reksadana," tambahnya.

Ia menyarankan, dalam berinvestasi sebagai investor seyogianya mecari produk dengan akses informasi yang terbuka, terdaftar di OJK serta menghunakan akal sehat. "Jangan tergiur dengan keuntungan semata. Banyak membaca berita sehingga paham perkembangan dari perusahaan-perusahaan atau produk investasi kita," pungkasnya.

Adapun komposisi portofolio investasi milik Iwan saat ini meliputi saham 60%, properti 20%, mata uang asing/valas 10%, dan lain-lain 10%.

Selanjutnya: Walau return berpotensi turun, reksadana pasar uang bisa tetap jadi pilihan menarik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×