kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mengintip keunggulan pabrik baru SMGR


Senin, 26 Mei 2014 / 12:31 WIB
Mengintip keunggulan pabrik baru SMGR
ILUSTRASI. Drama Korea Work Later Drink Now 2 dibintangi Eunji hingga Siwon, mengisahkan tentang persahabatan para wanita karir dan juga teman prianya yang masih tayang hingga saat ini.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) bakal terus memperkuat portofolionya sebagai pemimpin pasar industri semen. Hal ini ditunjukan dengan mulai dijalankannya proyek pembangunan pabrik Indarung VI Semen Padang.

Lantas, apa yang menjadi pembeda pabrik ini dibanding dengan kelima pabrik lamanya? Jelas, pabrik ini memperhatikan aspek hijau (green) yang masih menjadi isu terhangat selama ini.

Pabrik Indarung VI menggunakan peralatan terkait dust dan gas emisi seperti bag filter, Electrostatic Preciptator (EP) serta peralatan pengendalian emisi lainnya, mengacu kepada pabrik dengan teknologi berbasis ramah lingkungan.

Dengan menggunakan peralatan tersebut, emisi udara jauh di bawah ambang batas, yakni 30 mg/Nm3. Ini sesuai dengan Keputusan Menteri LH No. 13 Tahun 1995  ambang batas maksimum 80 mg/Nm3.

"Dulu 150 mg/Nm3, kami tekan lagi jadi 100 mg/Nm3, sekarang tekan lagi jadi 30 mg/Nm3," tandas Dwi Soetjipto, Direktur Utama SMGR, (26/5).

Selain itu, pabrik Indarung VI menggunakan tata kelola sumber daya air dengan membangun recirculation, dan water reservoir, penanganan limbah. Dalam operasionalnya, pabrik ini juga bakal mengoptimalkan penggunaan bahan bakar fosil serta meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif, dan area hijau sebanyak 30 % dari luas areal pabrik dan membangun green belt.

Semua pembangunan infrastruktur tersebut diperkirakan bakal menelan biaya sekitar Rp 3,5 triliun. Namun, biaya ini bisa saja berubah sewaktu-waktu tergantung posisi pergerakan rupiah.

Maklum, dalam pengerjaannya, SMGR juga menggandeng FL Smidth Denmark,  Takraf Jerman, Thyssenkrupp Jerman, Claudius Peter Jerman serta beberapa vendor ternama lainnya, yang dibagi melalui beberapa paket peralatan.

Sementara, pelaksanaan Engineering, Procurement, Construction dan Commisioning (EPCC) sepenuhnya dikelola secara maksimal oleh personal Semen Padang. "Dengan cara ini diharapkan proses  learning dan  transfer of knowledge serta  transfer of technology bisa berjalan secara efektif di perusahaan," pungkas Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×