kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mengintip geliat bisnis Jasa Armada


Sabtu, 24 Maret 2018 / 13:05 WIB
Mengintip geliat bisnis Jasa Armada


Reporter: Dede Suprayitno, RR Putri Werdiningsih | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Armada Indonesia Tbk ingin lebih ekspansif pada tahun ini. Perusahaan jasa pemandu kapal yang tercatat dengan kode saham IPCM ini mengincar lima kontrak baru hingga akhir 2018.

"Bahkan kalau bisa kami memperoleh lebih dari lima kontrak baru," ujar Dawam Atmosudiro, Direktur Utama Jasa Armada kepada KONTAN, beberapa waktu lalu.

Sebenarnya, di awal tahun ini, Jasa Armada hanya berharap bisa mengantongi tiga kontrak pemanduan kapal. Namun, melihat banyaknya peminat dan tawaran kerja sama, anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II tersebut akhirnya mengerek target kontrak.

Hingga pertengahan Maret ini, Jasa Armada telah mengantongi dua kontrak pemanduan dan penundaan kapal. Pada Januari lalu, perusahaan telah menandatangani kontrak dengan Petrochina International. Melalui kesepakatan tersebut, Jasa Armada bertugas menjadi operator pandu tunda bagi kapal-kapal di terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) milik PetroChina Maritime Terminal, Tanjung Jabung, Jambi.

Yang teranyar, pada awal Maret lalu, Jasa Armada menandatangani kesepakatan kerjasama dengan PT Cemindo Gemilang. Cemindo merupakan perusahaan produsen semen berkualitas premium dengan merek Semen Merah Putih. Di proyek ini, Jasa Armada berpotensi memperoleh pendapatan Rp 1,5 miliar per bulan atau sekitar Rp 18 miliar per tahun. Kontrak itu akan berjalan selama dua tahun.

Selama ini, Jasa Armada melayani jasa pemanduan dan penundaan kapal di pelabuhan milik negara dan terminal swasta serta terminal khusus lepas pantai. Adapun wilayah operasinya meliputi Tanjung Priok, Teluk Bayur, Pangkal Balam, Banteng, Bengkulu, Tanjung Pandan, Cirebon, Jambi, Panjang, Palembang dan Pontianak.

Tak hanya mengincar kontrak, berbekal dana initial public offering (IPO) yang diperoleh pada 2017 lalu, Dawam mengaku, saat ini pihaknya tengah melangsungkan lelang untuk memesan empat armada baru dari galangan kapal dalam negeri.

Rencananya, armada baru tersebut akan menjadi pembanding untuk penambahan armada selanjutnya.
Untuk setiap kapal tunda, diperkirakan membutuhkan investasi sekitar Rp 50 miliar sampai Rp 60 miliar. Sehingga, untuk ekspansi ini, Jasa Armada telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 250 miliar.

Informasi saja, dalam IPO, Jasa Armada melepas sekitar 1,21 miliar saham di harga Rp 380 per saham. Sehingga, perusahaan ini memperoleh dana Rp 461,89 miliar yang digunakan untuk belanja modal.

Di samping bisnis pemanduan kapal, saat ini Jasa Armada juga tengah menjajaki  untuk masuk ke bisnis ekspor. Dawam menuturkan, sudah ada beberapa perusahaan pelayaran asing yang tertarik untuk berkongsi menggarap usaha pengangkutan ekspor. Ia bilang, tawaran kerjasama ini datang dari China, Korea dan Jepang.

Pengangkutan tersebut di antaranya untuk produk komoditas batubara dan semen. Kata Dawam, peluang di bisnis ekspor ini cukup menjanjikan. Apalagi, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah ekspor batubara terbesar. "Kami memiliki surat izin usaha perusahaan angkutan laut, makanya mereka tertarik untuk bekerja sama," imbuh dia.

Hal ini merupakan berkah dari Peraturan Menteri Perdagangan No 82 tahun 2017. Beleid itu mewajibkan penggunaan kapal nasional untuk ekspor batubara dan minyak sawit. Kalau kerjasama tersebut benar-benar dilakukan, maka nantinya kapal akan berasal dari mitra. Sedangkan Jasa Armada akan bertanggung jawab sebagai operator kapal.

Dawam tak menampik kalau peluang bisnis ini cukup menjanjikan untuk jangka panjang. Sayangnya, hingga kini Dawam belum bisa memastikan kapan tepatnya Jasa Armada bakal merangsek ke segmen ekspor. Ia hanya bilang, jika berjalan sesuai rencana, hal ini bisa menjadi pundi-pundi keuntungan baru bagi bisnis Jasa Armada.

Dalam pemberitaan KONTAN sebelumnya, Jasa Armada menargetkan pendapatannya bisa mencapai Rp 1 triliun dan laba bersihnya tumbuh menjadi Rp 150 miliar hingga akhir tahun 2018 ini.

Target tersebut sebenarnya cukup agresif, mengingat sepanjang 2017 lalu, Jasa Armada hanya berhasil membukukan pendapatan Rp 765,31 miliar dan laba bersih sebesar Rp 118,56 miliar.

Itu artinya, target pendapatan Jasa Armada diharapkan bisa meningkat hingga 30,66%. Sementara, laba bersihnya diharapkan bisa naik 26,5% dibandingkan tahun lalu.
Selama ini, layanan pandu tunda kapal di wilayah Pelindo II mendominasi pendapatan Jasa Armada. Kontribusinya sebesar 80%.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×