CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.695   73,00   0,46%
  • IDX 7.312   67,81   0,94%
  • KOMPAS100 1.125   7,85   0,70%
  • LQ45 889   1,80   0,20%
  • ISSI 222   2,47   1,12%
  • IDX30 457   0,46   0,10%
  • IDXHIDIV20 553   -0,94   -0,17%
  • IDX80 129   0,53   0,41%
  • IDXV30 138   -0,62   -0,45%
  • IDXQ30 153   -0,01   -0,01%

Mengenal Single Stock Futures (SSF), Produk Derivatif Baru yang Dirilisi BEI


Jumat, 08 Maret 2024 / 16:20 WIB
 Mengenal Single Stock Futures (SSF), Produk Derivatif Baru yang Dirilisi BEI
ILUSTRASI. Grafik neon simbol pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/3/2024).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah menyiapkan produk derivatif terbaru, yaitu Single Stock Futures (SSF). Pengembangan produk anyar itu sudah masuk dalam tahap akhir dan rencananya akan diluncurkan pada kuartal pertama tahun in. 

Peluncuran SSF ini nantinya akan menambah variasi produk derivatif yang telah dimiliki Bursa sebelumnya yaitu LQ45 Futures, IDX30 Futures, Indonesian Government Bond Futures, dan Basket Bond Futures. 

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menjelaskan, SSF merupakan perjanjian atau kontrak antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu saham di masa depan dengan harga yang telah ditentukan.

“Berbeda dengan produk derivatif BEI lainnya yang didasari oleh indeks saham dan surat utang negara, efek yang mendasari SSF adalah saham. SSF juga memiliki satuan kontrak yang paling rendah dibanding produk derivatif lainnya, sehingga modal yang dibutuhkan investor untuk dapat mulai berinvestasi SSF lebih kecil,” ujar Jefrrey, Jumat, (7/3).

Baca Juga: Persiapan Single Stock Future (SSF) Masuk Tahap Akhir, Diluncurkan di Kuartal I-2024

Sebagai produk derivatif, Jeffrey menegaskan bahwa SSF menawarkan berbagai manfaat yang tidak bisa ditemukan pada instrumen investasi lainnya. Salah satunya adalah modal transaksi yang rendah, di mana investor dapat membeli sebuah saham hanya dengan membayar minimum 4% dari modal yang dikeluarkan jika membeli saham biasa. Ketentuan modal minimum tersebut juga dapat ditetapkan lebih tinggi oleh Anggota Bursa.

Ia bilang, SSF juga memberikan kesempatan bagi investor untuk melindungi nilai portofolio dan mendapat keuntungan baik pada saat pasar naik maupun turun. Apabila kondisi pasar sedang mengalami tren penurunan, investor dapat mengambil posisi  short dan mengambil keuntungan apabila saham yang mendasari SSF turut mengalami penurunan harga, begitupun sebaliknya.

Jeffrey mengatakan, pihaknya akan terus mengadakan rangkaian kegiatan sosialisasi agar investor pasar modal mendapat pemahaman yang mendalam mengenai produk derivatif yang ada di BEI dan mulai memanfaatkan produk tersebut untuk mengoptimalkan keuntungan.

Baca Juga: Ini Kata OJK Soal Pembukaan Kode Broker Tidak Real Time

“Pada akhir 2023 kami telah mengadakan sosialisasi mengenai produk non-saham termasuk derivatif di Kota Surabaya dan Medan. Kami juga telah mengadakan acara Structured Product Day pada bulan November 2023 lalu secara online untuk mengenalkan produk-produk non-saham.” kata dia.

Selain itu, Jeffrey mengatakan, Bursa akan senantiasa bersikap adaptif dan inovatif dalam mengembangkan variasi produk non-saham, termasuk produk derivatif, agar dapat dimanfaatkan oleh investor pasar modal Indonesia untuk mengoptimalkan keuntungan.

“Kami selalu terbuka untuk menerima masukan dari pelaku pasar agar produk yang dikembangkan oleh BEI tepat sasaran untuk memenuhi kebutuhan Investor pasar modal Indonesia.” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×