kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengenal lebih jauh XRP, aset kripto dengan marketcap terbesar kelima


Sabtu, 24 April 2021 / 06:50 WIB
Mengenal lebih jauh XRP, aset kripto dengan marketcap terbesar kelima


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Koin XRP atau yang kerapkali disebut Ripple menjadi salah satu aset kripto incaran para investor. Maklum saja, dari segi market cap, XRP merupakan salah satu yang terbesar. Namun, XRP justru dinilai punya prospek yang kurang menarik dan tidak direkomendasikan untuk investasi jangka panjang. 

Ripple sejatinya adalah perusahaan Amerika Serikat yang bertujuan untuk menyediakan layanan yang efisien untuk pembayaran lintas batas di industri keuangan dengan cara menghilangkan perantara untuk mengurangi biaya dan waktu transaksi. Dalam jaringan tersebut, layanan pembayaran dan fasilitas lainnya menggunakan coin bernama XRP. 

Banyak yang menyebut Ripple dan XRP adalah satu kesatuan, namun secara teknis, Ripple adalah platform pembayaran dan XRP adalah aset digital yang bekerja secara independen terpisah dari Ripple. Jadi, XRP berperan sebagai jembatan antara berbagai mata uang yang ditransfer pada jaringan Ripple. XRP juga bertindak sebagai sumber likuiditas untuk jaringan tersebut.

Baca Juga: Koreksi aset kripto dinilai hanya bersifat sementara

Dari segi tujuan, XRP punya kegunaan yang berbeda dengan Bitcoin (BTC). Bitcoin dikembangkan sebagai mata uang digital yang terdesentralisasi untuk membayar barang dan jasa. Di sisi lain, Ripple diciptakan untuk bank dan jaringan pembayaran sebagai pelunasan pembayaran, sistem transfer uang dan pertukaran mata uang.

Tujuan utama XRP adalah untuk menciptakan sistem transfer aset langsung secara real-time yang menawarkan alternatif lebih murah, lebih transparan, dan aman dibandingkan cara transfer pembayaran saat ini, seperti SWIFT. XRP sangat dikenal dengan fungsi tersebut di jaringan Ripple, itulah sebabnya mengapa XRP disebut juga dengan Ripple.

Sementara jika dilihat dari segi likuiditas, XRP masih termasuk salah satu yang paling likuid di antara aset kripto digital lainnya. Merujuk Coinmarketcap.com, XRP memiliki market cap terbesar kelima, yakni sebesar US$ 46,97 miliar. 

Chief Executive Officer Triv.id, Gabriel Rey menjelaskan, XRP tidak hanya populer secara global, namun juga di Indonesia. Ia menuturkan, XRP menjadi salah satu altcoin terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah peminatnya, setidaknya di platform Triv. Namun, altcoin terbesar di Triv dipegang oleh Dogecoin (DOGE).

Baca Juga: Bursa kripto Turki kolaps, kinerja aset kripto turun drastis

“Tetapi, trader di Indonesia saat ini kebanyakan masih memanfaatkan XRP sebatas murni spekulasi saja. Lagipula, XRP sebaiknya tidak digunakan untuk investasi jangka panjang,”kata Gabriel ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (23/4).

Senada, Christopher Tahir juga menyebut XRP adalah aset kripto yang kurang menarik untuk dijadikan pilihan. Menurutnya, koin XRP secara utilitas juga sangat minim, bahkan untuk keperluan di dalam jaringannya sekalipun. Oleh karena itu, ia menilai koin XRP bersifat sangat fluktuatif.

Untuk keperluan investasi jangka panjang, XRP juga disebut tidak prospektif. Christopher mengatakan, founder dari coin XRP punya kebiasaan untuk menjual coin ini secara besar-besaran ketika XRP mengalami kenaikan harga yang signifikan. Dus, stabilitas harganya akan cukup sulit terjaga.

“Jadi selama peran XRP ke depan masih sangat terbatas, maka XRP tidak layak untuk diinvestasikan. Tetapi, jika untuk keperluan trading jangka pendek, XRP tentu bisa jadi pilihan,” imbuh Christopher.

Baca Juga: Harga jatuh di bawah US$ 50.000, Bitcoin bisa kembali ke level US$ 20.000

Senada, Gabriel menjelaskan, tujuan XRP adalah untuk menggantikan SWIFT atau settlement antar transfer bank. Jika punya tujuan tersebut, artinya harga XRP tidak boleh fluktuatif. Pasalnya, harga yang berubah-ubah justru membuat orang enggan menggunakan XRP sebagai medium transfer.

Ke depan, Gabriel menyebut pergerakan harga XRP akan ditentukan oleh keputusan US Securities and Exchange Commision (SEC). 

“Jika SEC memutuskan untuk memberikan tindakan yang keras ke Ripple, maka investor harus bersiap menghadapi penurunan harga XRP yang drastis. Namun, jika sidang justru dimenangkan Ripple atau hanya kena denda untuk membayar, maka siap-siap harga tokennya bisa naik kembali,” pungkas Gabriel.

Selanjutnya: Warren Buffett: Mengandung racun tikus yang berbahaya, jangan investasi di Bitcoin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×