Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Guna memenuhi kebutuhan investor yang kurang menggemari volatilitas pada reksadana saham namun ingin memperoleh imbal hasil (return) relatif besar, manajer investasi kerap meracik produk reksadana campuran.
Begitu pula dengan PT BNP Paribas Investment Partners yang menawarkan produk reksadana campuran BNP Paribas Equitra sejak 10 Oktober 2005.
Maya Kamdani, Head of Marketing BNPP IP memaparkan, BNP Paribas Equitra merupakan jenis reksadana campuran yang relatif konservatif karena didominasi oleh instrumen pasar uang seperti deposito perbankan.
Mengacu fund fact sheet per Maret 2016, mayoritas dana BNP Paribas Equitra dialokasikan pada instrumen pasar uang sebesar 66,49%. Sisanya pada efek saham 25,23% serta obligasi 8,28%.
Perusahaan memang leluasa menempatkan dana BNP Paribas Equitra pada instrumen pasar uang 1% - 79%, efek surat utang 1% - 79%, serta efek saham 1% - 79%.
Dengan sebagian besar alokasi dana pada deposito, wajar apabila performa BNP Paribas Equitra sepanjang triwulan pertama tahun 2016 cukup tertekan.
Mengacu data Infovesta Utama, return BNP Paribas Equitra pada kuartal I 2016 mencapai 2,18%. Angka tersebut lebih rendah ketimbang rata-rata return reksadana campuran yang tercermin pada Infovesta Balanced Fund Index sebesar 5,13% periode sama.
Suku bunga deposito sedang berbalut tren bearish (turun) akibat aksi Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan sebanyak tiga kali ke level 6,75% sejak awal tahun 2016.
"Memang karakteristik produk BNP Paribas Equitra sebagai reksadana campuran yang cukup konservatif, dirancang dengan sebagian besar dana pada deposito," tuturnya.
Maya berujar, penopang kinerja BNP Paribas Equitra sejak awal tahun bersumber dari portofolio saham. pada triwulan pertama tahun 2016, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menanjak 5,49%.
Namun, Maya menuturkan, perusahaan berpeluang menggemukkan porsi saham pada produk BNP Paribas Equitra. Dengan catatan, volatilitas pasar saham sudah mereda, terutama dari eksternal. Yakni rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) serta isu perlambatan ekonomi China.
"Kalau volatilitas turun, porsi saham bisa lebih tinggi. Kami tetap cermat memilih efek perusahaan dengan fundamental yang bagus," terangnya.
Apalagi masih ada ruang bagi pemangkasan suku bunga BI sebesar 25 bps - 50 bps di waktu mendatang. Maya berharap, sepanjang tahun 2016, return reksadana BNP Paribas Equitra bakal lebih baik ketimbang IHSG.
Per 12 April 2016, BNP Paribas Equitra telah diperdagangkan dengan nilai aktiva bersih per unit penyertaan senilai Rp 3.522,51. Adapun per Maret 2016, instrumen tersebut telah menghimpun dana kelolaan sebesar Rp 85,36 miliar.
Nah, investor yang ingin mengoleksi reksadana campuran ini dapat melakukan pembelian awal minimal Rp 500.000. Perusahaan akan mengutip biaya pembelian minimal 0,25% dan maksimal 2% per transaksi. Penjualan kembali unit penyertaan bakal dikenakan biaya maksimal 2%.
Ada pula biaya jasa pengelolaan manajer investasi maksimal 2,5% per tahun serta biaya jasa kustodian maksimal 0,25% per tahun. Produk BNP Paribas Equitra menggunakan bank kustodian Deutsche Bank AG.
Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo memproyeksikan, sepanjang tahun 2016, Infovesta Balanced Fund Index akan mencapai 9,36% - 11,58%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News