Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga emas naik pada Senin (17/8), berkonsolidasi di kisaran angka US$ 1.950, setelah tergelincir 4,5% minggu lalu.
Pendukung kenaikan harga emas adalah dollar Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah karena investor menunggu strategi Federal Reserve untuk membendung kerugian ekonomi dari virus corona baru.
Mengacu data Bloomberg, harga emas spot naik 0,68% menjadi US$ 1.958,36 per ons troi pada pukul 19.59WIB. Sementara harga emas berjangka AS mendaki 1,09% ke posisi US$ 1.971.
Baca Juga: Jelang sore, harga emas spot berada di US$ 1.950,61 per ons troi
Harga emas pekan lalu mencatat penurunan terbesar sejak Maret 2020, karena investor menilai kembali posisi setelah harga emas merosot dari rekor tertinggi US$ 2.072,50 pada 7 Agustus.
"Kami melihat fase konsolidasi setelah aksi jual minggu lalu," kata Kepala Analis ActivTrades Carlo Alberto De Casa kepada Reuters yang menambahkan, "minat terhadap emas tetap tinggi".
Menurut dia, pasar mencoba untuk menemukan keseimbangan baru, tetapi tanda-tanda kebijakan bank sentral AS yang lebih dovish dan pergerakan di atas US$ 1.960 bisa memberikan ruang untuk reli lebih lanjut.
Baca Juga: Tengah siang, harga emas spot berada di US$ 1.944,44 per ons troi
Bisa naik lagi menjadi US$ 2.000
Sementara kasus virus corona terus melonjak secara global, terutama di AS dan India, membayangi harapan akan pemulihan ekonomi.
Juga mendukung harga emas, dollar AS jatuh ke level terendah lebih dari satu minggu, membuat logam mulia lebih murah bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.
Risalah dari pertemuan kebijakan terakhir The Fed akan terbit pada Rabu (19/8), dengan pasar mencari petunjuk tentang kemungkinan perubahan pedoman pada tinjauan berikutnya di September.
Baca Juga: Harga emas 24 karat Antam hari ini turun Rp 5.000 per gram, Senin 17 Agustus 2020
"Jika ada sesuatu yang kuat (dari The Fed), lebih dari apa yang sudah diperkirakan, harga emas bisa naik lagi menjadi US$ 2.000," ujar Carlo.
Langkah-langkah stimulus global yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam menanggapi pandemi Covid-19, yang telah memicu kekhawatiran inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah membantu harga emas naik lebih dari 28% tahun ini.
Sementara prospek tetap konstruktif untuk harga emas, ada indikasi koreksi baru-baru ini dapat memiliki ruang untuk berjalan dalam jangka pendek, menurut Analis IG Markets Kyle Rodda kepada Reuters.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News