Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu) Cheril Tanuwijaya menambahkan, investor juga perlu cermat agar bisa memanfaatkan momentum yang mengiringi suatu emiten dalam konglomerasi. Cheril mencontohkan, pada tahun ini kinerja emiten kertas berpeluang terangkat, seiring pemulihan ekonomi China dan perbaikan harga komoditas pulp.
Selain itu, secara valuasi saham emiten kertas juga masih menarik. Cheril lantas merujuk emiten kertas dari Grup Sinar Mas, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM). Kemudian, saham consumer seperti ICBP juga menarik dicermati. Penurunan harga soft commodities sebagai bahan baku, bisa menurunkan biaya produksi emiten dari Grup Salim tersebut.
Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project, William Hartanto menimpali, jika ingin mengoleksi saham-saham dari grup konglomerasi, sebaiknya cermat melihat momentum. Jika ada beberapa saham mengalami kenaikan karena punya sentimen positif, maka berpotensi mengangkat saham satu konglomerasi lainnya. Begitu juga sebaliknya.
Analis Stocknow.id Abdul Haq Alfaruqy mengingatkan agar tetap selektif memilih saham-saham emiten konglomerasi. Pelaku pasar bisa mempertimbangkan strategi swing trade atau medium term investasi, lantaran sejumlah saham punya harga yang sudah tinggi ataupun bergerak volatile.
Baca Juga: Ekspansi Emiten Konglomerasi di Tahun Depan Diprediksi Tak Segencar Tahun Ini
Abdul Haq menjagokan saham emiten kertas dari Grup Sinar Mas yakni TKIM dan PT Indah Kiat pulp & Paper Tbk (INKP), Hitungan dia, TKIM berpotensi menuju resistance pada kisaran harga Rp 8.000, sementara INKP berpeluang menuju level Rp 10.900.
Cheril turut menyematkan rekomendasi buy saham TKIM dengan target harga di Rp 7.800, stoploss d Rp 6.900. Kemudian buy ICBP dengan target harga Rp 12.200 dan stoploss jika turun ke level Rp 11.000.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menyarankan untuk tetap memilih saham emiten konglomerasi yang punya fundamental kuat. Pada tahun ini, Arjun memprediksi sentimen bagi emiten perbankan dan konsumen primer akan kondusif, sehingga saham BBCA dan INDF layak sebagai pilihan investasi.
William menyematkan rekomendasi buy untuk saham dari Grup Salim yakni INDF, ICBP dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Kemudian PT United Tractors Tbk (UNTR) dari Grup Astra.
Baca Juga: Tahun Ini Ekspansif, Emiten Konglomerasi Diprediksi Akan Lebih Konservatif di 2024
Saham BBCA dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) dari Grup Djarum. Lalu, saham ADRO dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) milik Boy Thohir.
Sedangkan Sukarno menilai pelaku pasar bisa taking profit dalam jangka pendek untuk saham yang punya kinerja apik dan valuasi wajar, tapi secara teknikal ada indikasi penurunan. Dalam strategi jangka panjang, Sukarno menyarankan hold untuk saham BBCA, ASII, INDF dan ICBP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News