kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menanti pesona bank lapis kedua


Senin, 18 Desember 2017 / 09:33 WIB
Menanti pesona bank lapis kedua


Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham perbankan semakin kokoh. Sejak awal tahun ini hingga akhir pekan lalu, indeks saham finansial memimpin pertumbuhan pasar saham domestik dengan kenaikan 33,16%. Angka ini melampaui kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tumbuh 15,53%.

Saham perbankan tetap berada di puncak, meski bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) mengerek suku bunga acuan 25 bps menjadi 1,25%–1,5%.

Bukan hanya bank beraset jumbo yang masuk kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) IV yang menikmati masa kejayaan ini. Bank dengan kategori BUKU III (modal inti antara Rp 5 triliun hingga Rp 30 triliun) juga memiliki prospek menarik.

Analis Indosurya Mandiri Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, kenaikan bunga The Fed membuat emiten perbankan mendapat kepastian dalam jangka pendek. Dengan begitu, bank diharapkan bisa menjalankan roda bisnis dengan tepat pada tahun depan.

Sepanjang tahun ini, pelaku pasar dihadapkan pada spekulasi kenaikan suku bunga The Fed. Hal ini cukup mengganggu emiten perbankan yang hendak berekspansi di tahun depan.

Secara umum, efek kenaikan bunga The Fed lebih cepat dirasakan emiten bank BUKU IV, yang punya modal inti di atas Rp 30 triliun. Tapi bukan berarti emiten bank BUKU III alias bank lapis kedua tidak menikmati dampaknya.

Menurut William, kenaikan bunga The Fed yang mungkin diikuti pemberlakuan aturan baru perpajakan di Amerika Serikat dapat memantik pertumbuhan ekonomi global, termasuk di Indonesia.

Salah satu imbas perbaikan ekonomi domestik adalah meningkatnya konsumsi masyarakat. Jika konsumsi naik, aktivitas transaksi bank juga akan meningkat, ungkap William, Jumat lalu.

Analis NH Korindo Sekuritas Joni Wintarja berpendapat, kinerja bank BUKU III sangat dipengaruhi kondisi makroekonomi dalam negeri. Hal ini lantaran tingkat likuidasi bank tersebut tidaklah sebesar bank BUKU IV.

Dia pun menanggapi secara positif keputusan Bank Indonesia yang tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 4,25%. Masyarakat dinilai masih akan terdorong mengajukan pinjaman bank, mengingat bunga yang ditetapkan tergolong rendah. Di sisi lain kompetisi suku bunga antar bank masih akan berlanjut, kata Joni.

Sementara itu, Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan, perbaikan ekonomi nasional pada tahun depan diharapkan mengerek kucuran kredit perbankan.

Tahun ini, kucuran kredit bank tergolong seret. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga Oktober kredit perbankan tumbuh 8% menjadi Rp 4.588,5 triliun.

Mandeknya pertumbuhan kredit membuat sejumlah bank memilih memarkir dananya di surat berharga negara (SBN). Sejak awal tahun hingga akhir November, kepemilikan perbankan di SBN bertambah Rp 174,95 triliun menjadi Rp 574,41 triliun.

Alfred menilai, melambatnya kucuran kredit, yang dibarengi kenaikan kepemilikan bank di SBN, sewaktu-waktu bisa mengganggu fungsi intermediasi perbankan. Tantangannya, bank BUKU III dan di bawahnya kerap kalah bersaing dengan bank BUKU IV yang punya kapitalisasi besar, imbuh dia.

Oleh karena itu, Alfred menyarankan investor yang ingin masuk bank BUKU III mencermati rasio non performing loan (NPL). Jika NPL di level wajar atau di bawah 5%, bank tak akan sulit memberi bunga kredit yang rendah.

Alfred memandang, Bank Danamon Indonesia (BDMN) termasuk emiten bank BUKU III yang mampu bersaing dengan bank jumbo pada 2018.

Selain rasio NPL menurun dari 4,2% menjadi 3,9% di akhir kuartal III-2017, BDMN masuk daftar bidikan Mitsubishi UFK Financial Group (MUFG). Ada kemungkinan BDMN naik kasta ke BUKU IV jika rencana itu terwujud.

Adapun Joni menilai, Bank Tabungan Negara (BBTN) menjadi bank BUKU III unggulan. Prospek BBTN bagus lantaran masuk Morgan Stanley Capital Index (MSCI) pada November lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×