Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi pembelian kembali (buyback) saham marak terjadi jelang pertengahan tahun 2024. Beberapa saham yang akan di-buyback adalah saham blue chip. Lalu, saham apa yang layak dikoleksi investor?
Saham blue chip adalah saham lapis satu yang memiliki fundamental kuat dan kapitalisasi pasar besar di pasar modal. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham yang identik dengan saham blue chip adalah saham-saham di Indeks LQ45.
Saham LQ45 yang akan dilakukan buyback antara lain saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).
Kemudian, buy back juga akan berlangsung pada saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).
Buy back terjadi di tengah penurunan saham blue chip tersebut. Harga saham BBRI pada perdagangan Jumat 3 Mei 2024 ditutup di level 4.750, turun 925 poin atau 16,30% sejak awal tahun atau year to date (ytd).
Pada periode yang sama, harga saham GOTO merosot 21 poin atau 24,14% ke level 66. Lalu harga saham INTP anjlok 2.225 poin atau 23,61% ke level 7.200.
Manajemen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menyiapkan dana hingga Rp 1,5 triliun untuk kembali melakukan buyback. Aksi ini telah mendapatkan restu dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 13 Maret 2023, dimana pelaksanaannya berlangsung dalam kurun waktu 18 bulan sejak persetujuan.
Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia, Sunarso mengatakan pihaknya melakukan buyback untuk memberikan sinyal bahwa kondisi BBRI jauh lebih baik dibandingkan dengan apa yang dipersepsikan market. Menyusul harga saham BBRI yang mengalami koreksi signifikan pasca publikasi laporan keuangan kuartal I-2024.
Selanjutnya, ada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang akan melakukan buyback dengan dana yang jumbo, yakni US$ 200 juta. Dengan asumsi kurs Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat, jumlah itu setara dengan Rp 3,2 triliun.
Baca Juga: Kinerja TW 1 2024 Meningkat, Saham Blue Chip Telekomunikasi Ini Layak Dibeli
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) juga akan memborong kembali sahamnya. TBIG berencana membeli kembali hingga 396,5 juta saham dengan menyiapkan dana Rp 800,8 miliar. Sedangkan MEDC menganggarkan biaya Rp 200 miliar untuk buyback saham.
Selain keempat emiten tersebut, ada sejumlah emiten big caps yang telah mengumumkan penyelenggaraan buyback. Mereka adalah PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG).
Barisan emiten lain yang akan dan sedang menggelar buyback di antaranya ada PT Jaya Real Property Tbk (JRPT), PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT), PT Trisula International Tbk (TRIS), PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) dan PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU).
Dari sisi pergerakan harga saham secara bulanan maupun year to date (YtD), saham-saham emiten di atas punya kinerja yang beragam. Ada yang bergerak naik, tapi ada juga yang sedang melandai, seperti BBRI yang dalam sebulan terakhir melemah hingga 24,6% atau mengakumulasi penurunan 17,03% secara YtD.
Begitu juga GOTO yang ambles 23,26% sejak awal tahun 2024. Jika diukur secara YtD, pelemahan harga saham juga masih dialami oleh INTP, SRTG, TBIG dan KLBF. Saham yang bergerak naik antara lain ada KEJU dan ADRO. Sedangkan MEDC sedang kembali melandai usai naik cukup tinggi.
Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada mengamati tren harga saham yang sedang melandai sering menjadi momentum bagi emiten untuk menggelar buyback. Terutama bagi emiten yang memiliki posisi kas yang kuat di samping untuk keperluan ekspansi.
Aksi ini sekaligus untuk menarik kepercayaan pelaku pasar, menjadi sinyal dari manajemen bahwa emiten punya fundamental keuangan dan prospek kinerja yang apik.
"Umumnya dilakukan sebagai upaya memperbaiki kinerja harga saham ketika lagi tren turun karena tekanan jual namun tidak sebanding dengan kinerja fundamentalnya," kata Reza kepada Kontan.co.id, Minggu (5/5).
Di sisi yang lain, Reza melihat ramainya aksi buyback tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap pasar saham secara umum. Sekalipun banyak emiten big caps yang akan menggelar buyback, tapi aksi ini dilakukan secara bertahap dan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Dus, para investor pun tidak perlu terburu-buru untuk mengambil langkah. Pelaku pasar tetap mesti mencermati momentum teknikal yang tepat untuk memulai koleksi.
"Tentunya mencari sinyal dan momentum yang tepat untuk mengambil harga agar bisa cuan," ujar Reza.
Pengamat pasar modal & Founder WH-Project William Hartanto sepakat, aksi buyback tidak akan memberi dampak signifikan terhadap kondisi pasar saham. Buyback lebih memberikan dorongan positif untuk saham tersebut, karena berpotensi menahan laju penurunan atau mendorong kenaikan harga saham saat tren sedang menguat.
Sehingga momentum teknikal, periode pembelian kembali serta seberapa besar jumlah saham dan dana buyback menjadi faktor penting yang mesti dicermati investor. Di antara emiten yang akan dan sedang menggelar buyback, William merekomendasikan saham BBRI, SRTG, ADRO dan KEJU.
Sedangkan Reza menjagokan saham BBRI, MEDC, ADRO, KLBF, dan INTP. "Bisa menjadi pertimbangan pelaku pasar untuk dimasukkan dalam portofolionya dengan memperhatikan likuiditas mereka," tandas Reza.
Itulah rekomendasi saham blue chip yang akan dilakukan buy back. Ingat, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News