kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Menanti data EIA, harga minyak turun di awal sesi perdagangan


Rabu, 16 Mei 2018 / 07:48 WIB
Menanti data EIA, harga minyak turun di awal sesi perdagangan
ILUSTRASI. Harga minyak dunia


Reporter: RR Putri Werdiningsih, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak terkoreksi setelah gagal menembus level tertinggi baru kemarin. Rabu (16/5) pukul 7.36 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2018 di New York Mercantile Exchange turun 0,04% ke US$ 71,03 per barel. 

Kemarin, harga minyak WTI menguat 0,49% ke US$ 71,31 per barel. Kenaikan harga ini belum mampu mencetak level tertinggi baru tahun ini yang ada di US$ 71,36 per barel yang tercapai Kamis pekan lalu.

Harga minyak brent pun turun pada perdagangan hari ini. Tapi, minyak yang diperdagangkan di ICE Futures ini kemarin mencapai level tertinggi baru sepanjang tahun ini di US$ 78,43 per barel.

Harga minyak brent untuk pengiriman Juli 2018 hari ini berada di US$ 78,09 per barel, turun 0,43% jika dibandingkan dengan penutupan kemarin.

Kekhawatiran akan turunnya produksi minyak mentah di kawasan Timur Tengah karena meningkatnya tensi ketegangan geopolitik sudah mulai mereda. Kini fokus pasar kembali pada rilis data cadangan minyak Amerika Serikat (AS).

American Petroleum Institute (API) melaporkan, persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu naik 4,85 juta barel. Peningkatan itu terjadi karena naiknya pasokan minyak mentah Cushing, Oklahoma. Padahal sebelumnya analis yang disurvei Bloomberg memperkirakan akan terjadi penurunan 2 juta barel.

"Ini benar-benar membangun kejutan," kata James Williams, peneliti energi yang berbasis di Arkansas seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (16/5).

Dalam beberapa hari terakhir pergerakan minyak mentah tengah berada di atas angin setelah Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menarik diri dari perjanjian nuklir Iran di tahun 2015. Harganya cenderung naik karena kekhawatiran pasokan di Timur Tengah. Sinyal positif semakin diperkuat dari turunnya produksi minyak Venezuela. Di bulan April lalu negara Amerika Latin hanya menghasilan 1,5 juta barel per hari atau turun 31% dari bulan sebelumnya.

"Harga minyak WTI terpengaruh oleh penguatan dollar. Sedangkan harga minyak brent melihat bahwa kekhawatiran pengetatan pasokan akan makin tinggi," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group kepada Reuters.

Kini pergerakan harga minyak hanya tinggal menanti laporan Enegry Information Admistration (EIA). Jika lembaga pemerintah itu kembali menegaskan kenaikan produksi minyak AS maka harga akan semakin tertekan. Sejauh ini diperkirakan cadangan minyak AS akan turun 1,1 juta barel pada akhir pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×