kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Harga minyak menanjak tersulut ketegangan di Timur Tengah


Selasa, 15 Mei 2018 / 07:49 WIB
Harga minyak menanjak tersulut ketegangan di Timur Tengah
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Dupla Kartini | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas minyak di pasar global tersulut naik di tengah mencuatnya ketegangan di Timur Tengah. Kawasan ini merupakan rumah bagi hampir setengah cadangan minyak dunia.

Mengutip Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni di Nymex ditutup naik 0,37% menjadi US$ 70,96 per barel pada perdagangan Senin (14/5). Minyak mentah Brent untuk pengantaran Juli di ICE Futures Europe juga ditutup naik US$ 1,11 menjadi US$ 78,23 sebarel. Ini untuk pertama kalinya Brent menyentuh level US$ 78 per barel, sejak akhir 2014 silam.

Kenaikan harga minyak berlanjut di pasar Asia. Pada perdagangan Selasa (15/5) pukul 07.38 WIB, minyak WTI bergulir naik ke level US$ 71,06 per barel.

Ketegangan menyelimuti kawasan Timur Tengah karena lebih dari 50 orang Palestina terbunuh pada aksi protes atas peresmian kedutaan besar AS di Yerusalem. Ini menambah ketegangan setelah kurang dari sepekan lalu, Presiden AS Donald Trump berencana memberlakukan kembali sanksi ekonomi terhadap Iran.

Sebagai gambaran, Iran merupakan produsen minyak mentah terbesar ketiga OPEC. Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif telah memulai tur diplomatik guna mengatasi ancaman Trump untuk menerapkan sanksi ekonomi terberat.

"Fokus pasar pada situasi di Iran dan Timur Tengah. Kadang-kadang tensi konflik di sana tinggi, dan kadang-kadang lebih rendah. Saat ini, tensi tinggi sudah berlangsung cukup lama," kata John Kilduff, mitra Again Capital LLC di New York, seperti dilansir Bloomberg, Selasa.

Menurut BMI Research, keputusan Trump untuk mundur dari perjanjian nuklir Iran dan menerapkan kembali sanksi, mungkin akan memangkas ekspor minyak mentah dari Iran sebesar 500.000 barel per hari pada 2019. Meksi demikian, OPEC menyatakan memiliki cadangan yang cukup untuk mengisi celah itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×