Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) punya agenda besar tahun ini. Perusahaan tersebut bakal membangun sebanyak 20 studio baru dengan anggaran belanja modal senilai Rp 2 triliun.
Dana ekspansi bersumber dari kas internal dan pinjaman sindikasi 21 bank yang dipimpin Deutsche Bank dan Standard Chartered senilai sekitar US$ 250 juta.
Sebanyak 12 studio akan dibangun di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Sementara delapan studio akan dibangun di Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Dengan penambahan 20 studio baru, maka perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo ini bakal mengoperasikan 34 studio di akhir tahun ini.
MNCN ingin menyatukan gedung studio di kompleks MNC Kebon Sirih dan MNC Kebon Jeruk. Studio tersebut akan melayani produksi televisi RCTI, MNC TV, Global TV, Sindo TV dan MNC Channels. MNCN telah mengubah Sindo TV menjadi i-News yang fokus di konten berita.
Rizki Hidayat, analis Mandiri Sekuritas, menilai, penambahan studio baru yang dilakukan MNCN tahun ini belum akan mempengaruhi kinerja perseroan secara langsung. Pasalnya, pendapatan sebuah industri media hanya bersumber dari iklan.
Namun penambahan studio dapat membawa dampak positif dalam jangka panjang karena bisa menekan biaya program. "Perseroan ini bisa memproduksi sendiri program yang akan ditayangkannya. Lebih murah dibandingkan dengan harus membeli program," kata Rizki.
Perlambatan ekonomi
Di tengah perlambatan ekonomi nasional yang terjadi saat ini, pendapatan MNCN dari iklan cenderung melambat. "Apalagi ditambah dengan beberapa program andalan mereka saat ini seperti X-Factor juga mengalami penurunan rating," kata David Nathanael Sutyanto, analis First asia Capital
Meskipun saat ini sudah ada empat studio baru MNCN yang telah selesai, dampaknya belum besar untuk menekan beban program perseroan. Penghematan itu tergantung pada program apa yang akan dihasilkan perseroan ke depan. Dampak yang signifikan baru akan dirasakan tahun depan setelah semua studio baru bisa beroperasi.
Tahun 2014, MNCN mencatat beban program dan penyiaran sebesar Rp 2,59 triliun atau turun dari tahun sebelumnya Rp 2,63 triliun.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri menilai ke depan penambahan studio tersebut dapat mendorong pertumbuhan bisnis MNCN dan mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin di industri media televisi Indonesia. "Hanya saja, tantangan perseroan cukup besar tahun ini di tengah perlambatan ekonomi. ," kata Hans.
David menilai, kinerja perseroan tahun ini akan melambat. Proyeksinya, pendapatan MNCN Rp 6,5 triliun dan laba bersih Rp 1,3 triliun. Perkiraan Rizki, pendapatan Rp 6,9 triliun dan laba bersih Rp 1,7 triliun. Di tengah gejolak pasar saham, perseroan berencana melakukan buyback saham. Untuk itu, Hans tetap merekomendasikan buy saham MNCN dengan target harga Rp 2.500 per saham.
David dan Rizki juga merekomendasikan buy dengan target masing-masing Rp 2.500 dan Rp 2.300 per saham. Kemarin (28/7), harga MNCN stagnan di Rp 2.050 per unit saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News