kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menakar prospek Komodo Bond Jasa Marga


Sabtu, 02 Desember 2017 / 16:53 WIB
Menakar prospek Komodo Bond Jasa Marga


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dikabarkan telah memulai proses bookbuilding obligasi global berdenominasi rupiah, yang lebih dikenal dengan istilah Komodo Bond. Mengutip Bloomberg, Kamis (30/11), kupon Komodo Bond ditawarkan 7,875% dengan tenor tiga tahun.

Surat utang tersebut diestimasi mendapat peringkat Baa3 dari Moody's dan BB+ dari S&P. Meski berdenominasi rupiah, namun pembayaran pokok dan bunga akan dilakukan dalam dollar Amerika Serikat (AS).

Sayangnya, saat dikonfirmasi, Direktur Utama JSMR Dessy Arryani dan Direktur Keuangan JSMR Donny Arsal tidak menanggapi panggilan telepon maupun pesan singkat dari KONTAN. Tapi, dalam kesempatan sebelumnya, Donny pernah menyebutkan target emisi Komodo Bond sebesar US$ 200 juta hingga US$ 300 juta, atau sekitar Rp 4 triliun.

Deutsche Bank, HSBC, Mandiri Sekuritas dan Standard Chartered bertindak sebagai joint bookrunners dalam aksi korporasi ini. Nantinya, perolehan dana dari obligasi global itu akan digunakan untuk belanja modal alias capital expenditure (capex).

JSMR juga akan mengalokasikan dana obligasi untuk kebutuhan akuisisi dan modal kerja. JSMR membutuhkan sekitar Rp 17 triliun setiap tahun untuk capex.

Prospek kupon

Kepala Riset OSO Sekuritas Riska Afriani menilai, kupon yang ditawarkan oleh JSMR tergolong wajar. Hal ini disimpulkan dari penyematan rating, serta perbandingan kupon Komodo Bond dengan kebanyakan kupon surat utang negara (SUN)

Peringkat BB+ dari S&P memang belum menyentuh level investment gradeRating tersebut masih berada pada level non-investment grade speculative. Menurut Riska, peringkat utang ini didasarkan pada rasio utang perusahaan. Seperti diketahui JSMR membutuhkan banyak pembiayaan untuk ekspansi jalan tol. Jadi, rasio utang memang cukup tinggi.

Sementara itu, Moody's sebelumnya mengatakan, peringkat utang Baa3 yang disematkan untuk JSMR memiliki outlook positif. Hal ini karena JSMR merupakan pemain utama dalam bisnis infrastruktur jalan tol di Indonesia. Peringkat ini masih mungkin untuk dinaikkan. Asalkan, JSMR bisa menjaga konsistensi kualitas kreditnya.

Namun, Moody's juga bisa menurunkan rating tersebut jika perbandingan antara arus kas atawa funds from operations (FFO) dengan utangnya berada di bawah 3,5%, serta interest coverage ratio (ICR) turun di bawah 1,3 kali hingga 1,4 kali. "Untuk Baa3, kupon 7% itu masih wajar. Kalau dilihat, kupon SUN pun berkisar 5%," ujar Riska, Kamis (30/11).

Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menilai, meski kuponnya cukup tinggi, fundamental JSMR yang bagus membuat JSMR punya kemampuan untuk membayar kupon obligasinya. Penerbitan obligasi ini juga didukung dari pergerakan rupiah yang masih kuat.

Alfred menilai fluktuasi rupiah terhadap dollar AS di 2017 ini masih cukup bagus. "Belum ada kekhawatiran kalau pelemahan rupiah bisa memberatkan pembayaran obligasi oleh JSMR," jelas dia.

Alfred maupun Riska masih optimistis obligasi ini akan diserap pasar dengan baik. Hanya saja, Alfred mengatakan, cukup sulit untuk mengharapkan adanya permintaan yang tinggi hingga terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed) terhadap obligasi ini. Pasalnya, di akhir tahun, pelaku pasar cenderung tak terlalu agresif berinvestasi.

Tapi penerbitan surat utang ini bukan tanpa risiko. Kebutuhan pendanaan JSMR yang besar akan membuat capex perusahaan membengkak. Alhasil, likuditas perusahaan bisa semakin ketat.

Meski demikian, Alfred menilai penerbitan obligasi global JSMR masih didukung oleh kondisi pasar yang prospektif. Sehingga, walaupun akan ada kenaikan suku bunga The Fed, penerbitan obligasi global bagi negara emerging market dinilai masih cukup positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×