kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.383.000   23.000   0,97%
  • USD/IDR 16.594   -19,00   -0,11%
  • IDX 8.082   15,07   0,19%
  • KOMPAS100 1.108   4,27   0,39%
  • LQ45 774   2,49   0,32%
  • ISSI 290   1,09   0,38%
  • IDX30 405   1,75   0,43%
  • IDXHIDIV20 457   1,68   0,37%
  • IDX80 122   0,46   0,38%
  • IDXV30 131   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 128   0,83   0,65%

Menakar Prospek BPD Melantai di Bursa, Begini Rekomendasi Sahamnya


Rabu, 15 Oktober 2025 / 05:00 WIB
Menakar Prospek BPD Melantai di Bursa, Begini Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Kapitalisasi Pasar Saham-Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (08/10/2025). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/08/10/2025. OJK mendorong untuk lebih banyak Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang melakukan IPO di pasar modal Indonesia. Begini rekomendasi sahamnya,


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong untuk lebih banyak Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang melakukan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di pasar modal Indonesia.OJK) mendorong untuk lebih banyak Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang melakukan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di pasar modal Indonesia.

Sejumlah bank daerah pun telah berencana untuk melakukan aksi korporasi IPO dalam waktu dekat. Bank Jakarta, misalnya. Pada RUPST (Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan) yang digelar April 2025 lalu, seluruh pemegang saham menyetujui rencana besar Bank Jakarta untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat penawaran saham perdana (IPO).

Selain itu, Bank bjb Syariah juga tengah mempersiapkan IPO. Hal ini ditandai dengan persiapan fondasi lewat penertbitan Sukuk Wakalah bi al-Istitsmar Subordinasi I Tahun 2025 dengan nilai sebesar Rp 300 miliar.

Direktur Operasional Bank bjb Syariah Vicky Fitriadi menyebut penerbitan sukuk subordinasi ini menjadi bagian dari upaya memperkokoh struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas pembiayaan bank. Setelah penerbitan sukuk ini, Bank akan berfokus pada tahap konsolidasi internal guna memperkuat fondasi bisnis dan tata kelola perusahaan.

Baca Juga: Kinerja Indeks Hijau Meredup, Analis Sebut Saham Sektor Ini yang Jadi Penopangnya

“Langkah ini ditempuh untuk memperkuat fundamental keuangan dan memastikan kesiapan Bank dalam menghadapi rencana pengembangan jangka menengah sesuai corporate plan tahun 2027–2028,” beber Vicky kepada Kontan, Selasa (14/10/2025).

Adapun rencana penawaran umum perdana saham (public offering) tengah dikaji dengan proyeksi nilai yang berada di bawah porsi saham portepel Bank, selaras dengan roadmap penguatan struktur kepemilikan dan peningkatan nilai perusahaan.

Sementara itu, sejumlah perbankan daerah menyatakan jika mereka belum menyiapkan rencana untuk IPO dalam beberapa tahun mendatang. Bank BPD Bali salah satunya. Direktur Utama Bank BPD Bali, I Nyoman Sudharma, bilang bahwa wacana untuk melakukan aksi korporasi IPO belum menjadi bahasan dalam RUPS Luar Biasa Bank BPD Bali periode lima tahun ke depan.

“Sesuai dengan roadmap BPD Bali tahun 2026 sampai 2030 yang telah dipaparkan dengan pemegang saham melalui RUPS LB, belum ada rencana untuk melakukan IPO,” terangnya.

Hal yang sama pula disampaikan oleh Bank BPD DIY. Direktur Pemasaran dan Usaha Syariah Bank BPD DIY Raden Agus Trimurjanto juga menegaskan jika Bank belum memiliki rencana IPO dalam waktu dekat.

Hal ini mengingat saat ini pemenuhan modal inti telah terpenuhi sesuai POJK dan pemegang saham masih bersedia menambah setoran modalnya di periode mendatang.

“Bank BPD DIY belum memiliki rencana IPO dalam waktu dekat,” ungkap Agus.

Namun Agus bilang, jika Bank BPD DIY dalam pandangan jangka panjang telah mempertimbangkan dalam meningkatkan modal melalui alternatif IPO, selain setoran dari pemegang saham.

Baca Juga: Saham Siloam Hospitals (SILO) Terus Tertekan, Begini Rekomendasi Analis

Kendati demikian, hal ini sangat ditentukan oleh para pemegang saham. Sepanjang kemampuan keuangan pemegang saham BPD DIY masih memenuhi, opsi IPO belum akan dilakukan.

Jika menilik kinerja saham-saham bank daerah yang sudah melantai di BEI, pergerakan harganya juga tergolong memiliki tren koreksi. Adapun, tiga bank daerah yang sudah melantai di bursa adalah Bank BJB (BJBR), Bank Jatim (BJTM), dan Bank Banten (BEKS).

Hingga penutupan perdagangan Selasa (14/10), baik BJBR, BJTM, maupun BEKS mengalami penurunan jika dilihat sejak awal tahun. 

Harga saham BJBR ditutup di Rp 750 pada perdagangan hari ini atau kontraksi 17,58% secara Ytd. Di awal tahun, saham BJBR sempat ditutup di harga Rp 925.

Kemudian, saham BEKS juga mengalami koreksi. Di awal tahun, harga saha, BEKS sempat sentuh Rp 31 per saham. Pada penutupan perdagangan hari ini, BEKS di harga Rp 27 per saham atau melemah 10,00% Ytd.

Selain itu, saham BJTM juga menurun 6,48% secara Ytd. Pada perdagangan hari ini, saham BJTM ditutup di harga Rp 505. Di awal tahun, saham BJTM sentuh Rp 550 per saham.

Soal ini, Kepala Riset Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, menyampaikan jika saham perbankan daerah masih punya prospek jangka menengah, meski momentumnya lebih selektif.

Arah kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia dan ekspektasi penyaluran kredit ke sektor produktif di daerah disebut dinilai sebagai katalis positif pergerakan arah saham bank daerah.

Kalau stimulus fiskal daerah berjalan lancar dan belanja pemerintah meningkat, bank daerah bisa kecipratan positif. Namun, jika tekanan NPL atau kredit bermasalah meningkat serta cost of fund naik, sentimen ini bisa jadi pemberat.

Untuk itu, Wafi menyarankan investor untuk melakukan koleksi secara bertahap, tetap pilih yang memiliki fundamental kuat dan governance solid.

“BJBR dan BJTM relatif kuat karena profitabilitas stabil dan NIM masih di atas rata-rata nasional, sedangkan BEKS masih tahap turnaround. Namun, karena likuiditas sahamnya terbatas dan volatilitas tinggi, investor cenderung wait & see sambil liat arah bunga dan kebijakan likuiditas BI,” jelas Wafi.

Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer bilang, performa ketiga bank daerah tersebut tergolong punya keunggulan dari segi basis nasabah lokal dan dukungan pemerintah daerah yang kuat. Tapi kalau dilihat performa harga saham dan kinerjanya di tahun ini cenderung flat dan ada juga yang cukup tertekan.

“Jadi kami kira secara value dan opportunity di saham tidak lebih menarik dibandingkan saham saham big caps or second liner,” ujar Mifta.

Dari sisi sentimen, pergerakan saham bank daerah masih dipengaruhi oleh penyaluran kredit ke sektor UMKM dan proyek daerah, serta dukungan likuiditas pemerintah.

Selain itu, Mifta menilai bank daerah punya satu kekurangan yang sama, yakni sulit untuk me-generate revenue yang lebih besar tahun ke tahun karena konsentrasi bisnis yang lebih fokus pada satu segmen daerah saja.

Rekomendasi saham

Wafi merekomendasikan saham BJBR untuk Buy dengan target harga Rp 900, saham BJTM untuk Buy dengan target harga Rp 750, serta saham BEKS untuk wait and see.

Sementara Mifta, masih masih memberikan not rated untuk saham perbankan daerah.

Baca Juga: Valuasi Saham Bank Ada di Titik Nadir, Ini Rekomendasi Indo Premier Sekuritas

Selanjutnya: Guyur Stimulus Pajak Demi Menjaga Daya Beli

Menarik Dibaca: 35 Ucapan Hari Hak Asasi Binatang 2025, Inspiratif untuk Caption

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×